Minggu, 12 Juni 2016

JARINGAN PADA HEWAN

    JUDUL
Jaringan pada hewan
II.                TUJUAN
Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada hewan
III.             DASAR TEORI
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. (Tim Dosen Pembina,2015:6).
Jaringan di dalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya. Organ tersusun dari sekelompok jaringan. Kebanyakan organ merupakan kelompok yang rumit, karena terdiri atas berbagai jaringan yang berbeda.
Pada umumnya terdapat tiga komponen dasar penyusun jaringan, yaitu :
1.      Sel, masing-masing sel merupakan wujud mandiri yang dibungkus oleh membrane yang “memisahkannya” dari lingkungan.
2.      Zat intersel / ekstrasel, merupakan bahan yang terletak diantara sel-sel, sebagai penyokong dan pemberi makanan.
3.      Cairan tubuh, termasuk darah, cairan jaringan atau intersel, dan limfa.Darah berada dalam system pembuluh. Cairan jaringan atau intersel terdapat diantara dan disekitar sel, tempat terjadinya pertukaran zat secara bebas antara darah dan cairan intersel. Sedangkan cairan limfa mengaalirkan cairan jaringan kembali ke dalam system vena melalui saluran-saluran halus (Tambajong,1995:3).
Pada dasarnya, jaringan hewan dibagi menjadi empat jaringan dasar, yaitu
Ciri-ciri utama dari empat jenis jaringan dasar
Jaringan
Sel
Matriks ekstraselular
Fungsi
Epitel
Kumpulan sel-sel polyhedral. Susunannya rapat
Jumlahnya hanya sedikit
Melapisi permukaan atau rongga tubuh kelenjar sekresi
Ikat
Beberapa macam sel yang menetap dan mengembara. Letak selnya berjauhan.
Jumlahnya banyak
Penghubung dan penyokong
Otot
Sel kontraktil yang panjang berbentuk serabut
Jumlahnya cukup banyak
Pergerakan
Saraf
Juluran panjang yang berjalinan
Tidak ada
Transmisi implus saraf
(Junqueiro dkk,1998:63)
1.      Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri atas sel-sel polyhedral yang berhimpit padat dengan sangat sedikit substansi antar sel. Susunannya rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Adhesi antara sel-sel ini sangaat kuat, membentuk lembaraan sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi atau melapisi rongga-rongga (Carlos dkk,1998:62).
Epitel (epi = pada + thele = tonjolan) dapat berupa membrane dan dapat pula berupa kelenjar (kelenjar eksokrin dan endokrin). Bagian penyusunnya yaitu membrane basal dan lamina basal. Membrane basal tersusus atas lamina basalis, lamina fibroretikularis, dan Substansi dasar yang mengandung protein polisakarida (Leeson dkk,1990:78).
·         Penggolongan Epitel Berdasarkan Susunan Lapisan Sel :
1.      Selapis : Setebal satu lapisan sel.
2.      Berlapis : Lebih dari satu lapisan sel.
3.      Bertingkat : Setebal satu lapisan sel tetapi tinggi sel-sel berbeda sehingga memberi gambaran berlapis yang keliru, karena inti-inti terlihat terletak pada lebih dari satu baris (Bajpai,1989:15)
·         Penggolongan Epitel berdasarkan Bentuk Sel :
1.      Pipih / Gepeng : Tinggi sel tidak seberapa bila dibandding denga lebarnya.
2.      Kuboid / Kubus : Tinggi dan lebar sel sama.
3.      Kolumner / Silindris : Tinggi sel jauh melebihi lebar sel (Bajpai,1989:16)
Dengan menggabungkan kedua dasar pembagian itu maka jaringan epitel dapat digolongkan menjadi :
A.    Epitel Selapis
1.      Epitel Selapis Gepeng
Epitel selapis gepeng terdiri atas sel-sel yang sangat gepeng dan tipis yang tepinya tidak teratur, saling berhimpitan membentuk suatu lembaran yang sempurna. Dilihat dari permukaannya, epitel ini tampak sebagai lantai ubin, tetapi dengan batas-batas tidak teratur. Pada potongan melintang, sitoplasma sel-sel tersebut terlihat tipis yang melebar di tempat inti. Contoh epitel selapis gepeng terdapat pada lapisan pariental kapsula Bowman (ginjal), endotel, mesotel, alveolus paru, telinga tengah, dan telinga dalam (Leeson dkk,1990:80)
2.      Epitel Selapi Kuboid
Epitel ini disebut demikian karena pada potongan tegak lurus terhadap permukaan, setiap sel tampak seperti kotak/kubus. Dilihat dari permukaannya, sel-selnya ternyata berbentuk polygonal. Epitel jenis ini terdapat pada banyak kelenjar, baik pada bagian sekretorit maupun pada saluran keluarnya, dan sebagai contoh, epitel ini terdapat melapisi permukaan ovarium.
3.      Epitel Selapis Silindris / Kolumner
Epitel selapis kolumner tanpa silia. Bila dilihat dari permukaannya, tampak sama dengan epitel selapis kuboid, tetapi pada potongan tegak lurus tampak terdiri atas sel-sel tinggi dengan inti berderet dengan ketinggian yang sama. Epitel ini biasanya berhubungan dengan sekresi atau absorpsi, jadi terdapat melapisi sebagian besar saluran cerna dan saluran keluar banyak kelenjar.
Epitel selapis kolumner bersilia. Tampak identik dengan yang tidak bersilia pada pembesaran kecil, tetapi dengan pembesaran kuat terlihat permukaan bebas selnya tertutup silia. Epitel jenis ini melapisi rahim (uterus) dan buluh rahim (tubauterina), duktulus eferens pada testis, bronkus kecil intrapulmoner, dan kanalis sentralis pada medulla spinalis (Tambajong,1995:9)
B.     Epitel Bertingkat
Epitel bertingkat silindris atau kolumner disebut demikian karena meskipun inti-intinya tampak terletak dalam beberapa lapisan, semua sel melekat pada lamina basal, namun beberapa diantaranya tidak mencapai permukaan, Contoh terbaik untuk jenis epitel ini ialah epitel bertingkat silindris bersilia pada jalan napas (Junquiera,1998:72).
C.     Epitel Berlapis
Semua epitel berlapis lebih kuat menahan trauma jika dibandingkan dengan jenis selapis dan karenanya terdapat pada tempat-tempat yang banyak kena gesekan dan goresan, tetapi karena tebalnya, membra ini tidak diperuntukkan bagi absorpsi yang baik.
1.      Epitel Berlapis Gepeng
Epitel berlapis gepeng merupakan membrane yang tebal dan hanya sel-sel yang lebih superficial saja yang gepeng. Sel-sel lapisan yang lebih dalam mempunyai bentuk kuboid sampai silindris, dan seringkali lapisan basal, yaitu yang berbatasan dengan membrane basal terlihat tidak rata. Pada permukaan vagina dan esophagus permukaan epitel itu basah, dan disini epitel itu tidak mempunyai lapisan tanduk, pada kulit yang permukaannya keringsel-sel permukaannya mengalami transformasi menjadi lapisan mati yang kuat dan awet terdiri atas bahan yang disebut keratin. Itulah sebabnya epitel macam ini disebut epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk (Leeson,1990:82).
2.      Epitel Berlapis Kuboid
Epitel berlapis kuboid hanya terdapat pada saluran keluar kelenjar keringat pada orang dewasa dan terdiri atas dua lapisan sel kuboid. Karena epitel jenis in I melapisi sebuah tabung, jelas bahwa sel-sel lapisan permukaan lebih kecil daripada yang terdapat pada lapisan basal, seperti yang terlihat pada potongan melintang (Leeson,1990:82).
3.      Epitel Berlapis Silindris atau Kolumner
Epitel berlapis silindris juga relative jarang. Biasanya lapisan atau lapisan-lapisan basal terdiri atas sel-sel polyhedral yang tidak teratur, relative pendek, dan hanya sel-sel lapisan permukaan yang berbentuk silindris tinggi. Epitel jenis ini melapisi sebagian uretra pria dan juga terdapat pada beberapa saluran keluar kelenjar yang lebih besar dan pada konyungtiva (Leeson,1990:82).
4.      Epitel Transisional
Disebut demikian kareana dahulu dianggap merupakan peralihan antara epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan epitel berlapis silindrisis. Ia melapisi system urinaria muali dari pelvis rennin sampai pada uretra, yaitu tempat-tempat yang mengalami tekanan dari dalam dan berkapasitan yang sangat bervariasi. Oleh sebab itu bentuknya bergantung pada derajat peragangan. Sel-sel permukaan yang melapisi organ yang tidak diregangkan secara khas mempunyai permukaan bebas yang cembung dan sering berinti dua, jadi mereka memprtlihatkan poliploidi (Leeson,1990:83).
·         Korelasi Fungsional Epitel
1.      Difusi Selektif : Epitel memungkinkan terjadinya difusi. Proses difusi dapat dihambat atau diperlancar sesuai kebutuhan. Jad epitel bertindak sebagai sawar selektif terhadap materi yang berdifusi melalui sel-sel epitel.
2.      Proteksi : Epitel member perlindungan terhadap trauma mekanis, misalnya epidermis, mukosa mulut, esophagus bagian atas, vagina, dan liang anus.
3.      Transpor : Mukus (lender) dan bahan renik lain digusur dari permukaan epitel, misalnya pada salura napas dan saluran kelamin (epitel bersilia).
4.      Sekresi : pada epitel kelenjar.
5.      Ekskresi : Urin, keringat, dan karbon dioksida berdifusi menembus epitel. Merekamenyaring darah terhadap produk sisa metabolism.
6.      Absorbsi : Seperti pada epitel usus.
7.      Resepsi Sensorik : Sejumlah sel epitel dikhususkan untuk transmisi implus.
8.      Pelumas : Lendir yang disekresi oleh sel-sel epitel berfungsi sebagai pelumas.
9.      Epitel transisional mempunyai dua fungsi penting. Ia sanggup meregang dan menyediakan permukaan kedap air yang tidak dapat dilalui atau ditembus urin.

2.      Jaringan Ikat
Fungsi yang paling umum dari jaringan ikat (connectivet issue) adalah untuk mengikat dan mendukung jaringan-jaringan lain di dalam tubuh. Letak selnya longgar. Jaringan ikat tersusun dari sel-sel jaringan dan matriks. Matriks tersusun oleh serabut dan bahan dasar (cairan ekstraseluler). Variasi pada struktur matriks ini tercermin pada keenam tipe utama jaringan ikat pada vertebrata, yaitu jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringa lemak (adiposa), jaringan rawan (kartilago), tulang, dan darah (Campbell dkk,2010:11).
Serat Jaringan Ikat
Tabel Serat pada Jaringan Ikat.

Serat Kolagen
Serat Elastin
Serat Retikulin
Nomenklatur
Mengandung protein kolagen albuminosa, berwarna putih
Mengandung protein elastin, berwarna kuning.
Terdapat berupa jarring-jaring. Mempunyai afinitas terhadap pulasan perak
Pembentukan
Fibroblas menghasilkan mokekul tropokolagen yang bergabung dengan muko polisakarida membentuk serat kolagen
Tidak diketahui
Serupa dengan serat kolagen
Distribusi
Tendo, ligament, aponeurosis
Pembuluh darah, pita suara, ligamentum flava, dan ligamentum nuchae
Terdapat bersama serat kolagen. Terdapat pada limfonoduss, sumsum tulang, hati, limpa, paru-paru, dan kelenjar endokrin.
Morfologi
Serat lebar dan lurus / agak bergelombang yang tidak bercabang. Tebalnya 1-10 um, bergaris memanjang (fibrilar) dan tergabung berupa berkas.
Berupa benang halus, bercabang, dan saling berhubungan, setebal 1-2 um.
Serat sangat halus dalam jalinan, dengan tebal 0,1 mikron.
Fungsi
Sebagai bahan pengikat, memberi kekuatan dan daya regang yang besar
Memberi sifat kenyal pada pembuluh darah dan sejumlah ligamen
Menyediakan matriks dan tempat melekat untuk sel-sel, berupa jarring-jaring, sebagaimana terdapat pada limfonodus, sumsum tulang, hati, limpa, dan kelenjar endokrin.
(Bajpai,1989:28).
Jaringan ikat yang menahan banyak jaringan dan organ secara bersamaan di posisinya mengandung sel-sel yang tersebar dengan fungsi yang bervariasi. Diantara sel-sel tersebut, terdapat dua tipe sel yang mendominasi, yaitu Fibroblas dan Makrofag (Campbell dkk,2010:11).
a.       Fibrobals
Fibroblas merupakan sel dengan bentuk tidak teratur, agak gepeng dengan banyak cabang. Dari samping terlihat berbentuk fusiform. Sitoplasma bergranula halus dan mempunyai inti lonjong, besar, di tengah. Fibroblas tua yang tidak aktif disebut fibrosit, yang memiliki sedikit sitoplasma dan inti gepeng. Fibroblas merupakan sel induk yang berperan membentuk dan meletakkan serat-serat dalam matriks, terutama serat kolagen putih. Mereka mensekresi molekul tropokolagen kecil yang bergabung dalam substansi dasar membentuk serat kolagen.
b.      Makrofag (Histiosit)
Makrofag terdapat satu-satu atau membentuk kelompok kecil. Mereka sanggup melakuikan gerakan ameboid dan merupakan sel besar, tidak teratur, dengan cabang-cabang sitoplasma. Sitoplasma granular dan bervakuol. Intinya berlekuk. Mereka bersifat fagositik dan memiliki banyak lisosom di dalam sitoplasmanya untuk menhidrolisis benda-benda yang ditelannya. Makrofag juga ikut berperan dalam mekanisme pertahanan imunologis. Mereka mungkin menetap atau berpindah-pindah dan banyak sel sedemikian dapat meleburkan diri membentuk sel sinsisium raksasa (Bajpai,1989:26).
1.      Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ini terdapat pada hampir semua bagian mikroskopik tubuh, karena merupakan materi pembungkus dan penambat dan medium pembenam banyak struktur, termasuk pembuluh darah dan saraf. Semua unsur struktur, sel, serat, dan substansi dasar terdapat padanya. Sel-sel yang paling banyak dijumpai adalah fibrobals dan makrofag, namun jenis sel jaringan ikat lainnya terdapat pula. Juga tampak serat-serat kolagen, elastin, dan retikulin dalam jaringan ini, meskipun proporsi serat-serat retikulin hanya sedikit. Jaringan ikat longgar mempunyai konsistensi lembut, ia fleksible, vaskularisasinya sangat baik, dan tidak melampaui tahan regangan. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah mengikat bagian-bagian tubuh agar bersatu dan sekaligus memungkinkan gerakan diantara mereka  (Junquiera dkk,1998:115).
2.      Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat bercirikan serat-serat yang berhimpitan. Pada tempat-tempat yang menghadapi tegangan dari segala penjuru, serat-serat itu berupa berkas teranyam tanpa arah tertentu dan jaringan demikian disebut tersusun tidak rapat. Pada bangunan-bangunan yang menghadapi tegangan dalam satu jurusan, serat-serat itu tersusun teratur parallel dan jaringan itu dikatakan tersusun teratur.
Fibroblas, pada tendo yang terpotong memanjang terdapat berderet di antara serat-serat kolagen. Pada potongan melintang, sel-sel ini tampak berbentuk stelata dengan cabang-cabang sitoplasma terjepit diantara berkas kolagen. Aponeurosis mempunyai kondisi sama dengan tendo tetapi berbentuk lebar dan pipih (Tambajong,1995:22-23).
3.      Jaringan Lemak
Sel-sel lemak yang berhimpitan membentuk lobul-lobul yang dipisahkan septa fibrosa. Terdapat jalinan kapiler darah didalam dan diantara lobul-lobul.
Jaringan lemak tidak bersifat static. Terdapat keseimbangan vital antara yang disimpan dan yang dikeluarkan. Jaringan lemak dapat berkembang di sembarang tempat yang banyak jaringan ikat longgarnya, pada manusia tempat bertimbun lemak yang paling umum adalah pada jaringan di bawah kulit,mesenterium omentum, sumsum tulang, dan di sekitar ginjal. Jaringan lemak berfungsi sebagai tempat penampungan lemak dan juga sebagai bantal mekanik, menahan panas badan, dan berperan pada sifat kelamin sekunder  (Tambajong,1995:22).
4.      Jaringan Rawan
Tulang rawan adalah bentuk jaringan ikat khusus, dimana matriks ekstraselnya berkonsistensi padat, sehingga tulang rawan ini memiliki daya kenyal yang memungkinkan jaringan ini menahan stress mekanik tanpa mengalami distorsi. Fungsi tulang rawan yang lain adalah menunjang jaringan lunak. Karena permukaannya licin dan berdaya kenyal, maka tulang rawan merupakan daerah peredam guncangan dan permukaangesekan bagi sendi, sehingga dengan demikian memudahkan gerak tulang (Junquiera,1998:127).
      Tulang rawan terdiri atas tiga unsure yaitu sel, serat, dan substansi dasar. Serat dan substansi dasar membentuk substansi intersel (matriks). Matriks mengandung serat-serat kolagen yang masing-masing meningkatkan daya rentang dan elastisitas. Baerdasarkan jenis serat yang ada, maka dapat dibedakan tiga jenis tulang rawan, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastin, dan fibrokartilago (Tambajong,1995:24).
5.      Tulang
Sebagai unsure utama dari kerangka dewasa, jaringan tulang menunjang struktur berdaging, melindungi organ-organ vital seperti yang terdapat dalam rongga cranium dan rongga dada, dan mengandung sumsum tulang, tempat sel-sel darah dibentuk. Tulang juga berfungsi sebagai cadangan kalsium, fosfat, dan ion lain yang dapat dibebaskan atau ditimbun secara terkendali untuk mempertahankan konsentrasi tetap ion-ion penting ini dalam cairan tubuh. Selain fingsi-fungsi ini, tulang membentuk system pengungkit yang melipat gandakan kekuatan yang timbul akibat kontraksi oto rangka, menghasilkan gerak tubuh (Junquiera,1998:136).
Tulang adalah jaringan ikat khusus yang terdiri atas sel-sel dan matriks sel. Matriks mengandung unsure organic, terutama serat-serat kolagen, dan unsure organic. Dapat dibedakan menjadi empat jenis sel tulang, yaitu Osteoprogenitor, Osteoblas, Osteosit, Osteoklas (Tambajong,1995:26).
6.      Darah
Darah adalah jaringan ikat khusus yang tersusun atas elemen berbentuk, yaitu sel-sel darah, dan trombosit, dan suatu substansi interseluler cair (plasma darah). Karena sifat plasma darah cair, maka diantara sel-sel darah tidak didapati hubungan ruang yang pasti Ada dua jenis utama sel-sel darah yang digambarkan menurut penampilannya dalam keadaan segar, tanpa pulasan, yaitu eritrosit dan leukosit. Unsur-unsur berbentuk yang lain dalam darah adalah keeping darah (trombosit). Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem kekebalan (Leeson dkk,1990:159).

3.      Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Selnya memanjang berbentuk serabut. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Jaringan otot tersusun atas serat muskuler dan jaringan ikat. Serat muskuler terdiri atas dinding (sarkolema), sarkoplasma, dan miofibriler yang ditutupi atau diselubungi oleh bagain-bagian longitudinal dan transversal dari reticulum sarkoplasmik.Jaringan ikat secara histologist terdiri dari tiga macam, yaitu epimisium, perimisium, dan endomisium. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek. Sel otot dapat berkontraksi karena mengandung protein kontraktif yang di sebut miofibril. Miofibril terbuat dari protein kontraktil aktin dan miosin. Serabut otot tersusun menjadi berkas paralel yang kemudian membentuk otot.
1.      Jaringan Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan. Fungsi otot polos yaitu bertanggung jawab terhadap kontraksi organ berongga seperti pembuluh darah, saluran pencernaan, dan kandung kemih.
2.      Jaringan Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras. Otot lurik terdapat pada rangka, lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma.
3.      Jaringan Otot Jantung/Miokardium
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung
·         Perbedaan dan Ciri-Ciri Macam-Macam Tipe Serat Otot

Serat Otot Polos
Serat Otot Rangka
Serat Otot Jantung
A.     Potongan Memanjang
Bentuk
Gelendong
Silinder panjang
Memanjang bercabang
Ukuran
Kecil dan bervariasi
Sangat panjang dan uniform
Panjang, tidak bervariasi
Gurat
Tidak ada
Sangat jelas
Ada
Inti
Tunggal ditengah, lonjong
Banyak, gepeng memanjang dekat membrane sel
Satu atau lebih di tengah, lonjong
B.     Potongan melintang
Bulatan berbagai ukuran, inti di tengah
Bulatan seragam, inti banyak di tepi
Bulatan hampir seragam, inti di tengah
Cara kerja
Tak sadar (involunter)
Sadar (volunteer)
Tak sadar (involunter)
Respon terhadap rangsang
Reaksi lambat terhadap rangsang, reaksinya cepat lelah
Kontraksi cepat bila ada rangsang, reaksinya mudah lelah
Reaksinya teratur, tidak mudah lelah
(Bajpai,1989:66)

4.      Jaringan Saraf
Jaringan saraf adalah jaringan yang sangat rumit (kompleks). Fungsi jaringan saraf sebagai penghantar rangsang, yakni membawa rangsang dari alat penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian diteruskan ke otot. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh sel-sel yang sangat terspesialisasi yang disebut neuron (sel saraf), yang bersama sel-sel penyokongnya neuroglia (penyokong neuron). Tiap neuron atau sel saraf terdiri atas badan sel, cabang dendrite, dan cabang-cabang akson. Cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf (Tambajong,1995:56).
Neuron adalah sel yang berfungsi sebagai pembawa dan pengirim pesan/rangsang/sinyal (impuls saraf) dan merupakan unit utama dari sistem saraf. Secara fungsional, neuron juga dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Neuron Motorik   : Mengawasi organ-organ efektor seperti oto dan kelenjar.
b.      Neuron Sensorik  : Yang menerima rangsang sensorik baik eksteroseptif maupun
                              Interoseptif
c.       Interneuron          : Menghubungkan neuron-neuron lain untuk membentuk
                              lingkaran fungsional kompleks atau rantai neuron (Tambajong,1995:59).
Sedangkan neuroglia, adalah sel yang tidak ikut berperan dalam transmisi impuls, tetapi menunjang kerja neuron. Sel ini berfungsi untuk menyatukan jaringan saraf susunan saraf pusat. Sel neuroglia pada umumnya kecil, dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin.

IV.             METODE PRAKTIKUM
4.1  Alat
1.      Mikroskop
4.2  Bahan
1.      Preparat awetan jaringan ikat padat teratur,
2.      Preparat awetan jaringan otot jantung
3.      Preparat awetan jaringan otot polos
4.      Preparat awetan jaringan otot lurik atau rangka esofagus
5.      Preparat awetan jaringan epitel pipih berlapis tidak mentanduk
6.      Preparat awetan jaringan epitel kolumner selapis pada usus halus
4.3  Cara Kerja
4.3.1       
Meletakkan preparat awetan jaringan ikat padat di meja preparat mikroskop

 
Preparat awetan jaringan ikat padat teratur













Memperhatikan struktur dan bentuk selnya
 
 








4.3.2       
Meletakkan preparat awetan jaringan otot jantung di meja preparat mikroskop

 
Preparat awetan jaringan otot jantung



 





Memperhatikan struktur dan bentuk selnya
 
 







4.3.3       
Meletakkan preparat awetan jaringan otot polos di meja preparat mikroskop

 
Preparat awetan jaringan otot polos












Memperhatikan struktur dan bentuk selnya
 
 






4.3.4       
Meletakkan preparat awetan jaringan otot rangka di meja preparat mikroskop

 
Preparat awetan jaringan otot rangka esofagus













Memperhatikan struktur dan bentuk selnya
 
 







4.3.5       
Meletakkan preparat awetan jaringan epitel pipih berlapis di meja preparat mikroskop

 
Preparat awetan jaringan epitel pipih berlapis tidak mentanduk












Memperhatikan struktur dan bentuk selnya
 
 








4.3.6       
Meletakkan preparat awetan jaringan kolumner di meja preparat mikroskop

 
Preparat awetan jaringan kolumner selapis pada usus halus













Memperhatikan struktur dan bentuk selnya
 
 











V.                HASIL PENGAMATAN
5.1  Jaringan ikat padat teratur


Keterangan :
1.      Fibroblas
2.      Serabut kolagen
·         Menggunakan perbesaran 400 kali

5.2  Jaringan otot jantung


Keterangan :
1.     Nukleus
2.      Garis gelap terang
·         Menggunakan perbesaran 400 kali
·         Berbentuk serabut

5.3  Jaringan otot polos


Keterangan :
1.      Inti sel
2.      Membran sel
·         Menggunakan perbesaran 400 kali





5.4  Jaringan otot rangka esofagus


Keterangan :
1.      Inti sel
2.      Otot lurik
3.      Lumen / rongga
·         Menggunakan perbesaran 100 kali

5.5  Jaringan epitel pipih berlapis tidak menunduk


Keterangan :
1.      Membran basalis
2.      Inti sel
3.      Epitel pipih berlapis
4.      Lumen / rongga
·         Menggunakan perbesaran 100 kali

5.6  Jaringan kolumner selapis pada usus halus


Keterangan :
1.      Epitel kolumner
2.      Lumen / rongga
·         Menggunakan perbesaran 100 kali




VI.             PEMBAHASAN
Sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama disebut jaringan. Pada garis besarnya, jaringan hewan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu
1.      Jaringan Epitel
ü  Pengertian : Jaringan yang membungkus permukaan tubuh baik yang diluar (Ephitel), baupun bagian dalam (endothelium), karena membungkus maka dipastikan letaknya pasti paling luar berhubungan dengan udara.
ü  Penyusun : Tersusun oleh sel-sel berisi dan bersudut banyak (polygonal) yang berhimpit padat atau rapat sehingga tidak ada ruang antar sel, dengan sedikit atau tanpa substansi interseluler diantaranya. Bagian penyusunnya yaitu membrane basal dan lamina basal. Membrane basal tersusus atas lamina basalis, lamina fibroretikularis, dan Substansi dasar yang mengandung protein polisakarida.
ü  Fungsi : Sebagai pelindung, sebagai alat sekresi, sebagai alat penerima implus, sebagai alat penyaring atau filtrasi, sebagai alat absorpsi, Sebagai alat respirasi. Dalam rangka fungsinya sebagai pelindung, biasanya epiyel sendiripun diberi pelindung yaitu lapisan tanduk (korneum), silia, dan lapisan lender.
ü  Ciri-ciri :  Dapat ditemukan di seluruh tubuh, Berbentuk pipih, batang dan kubus, Bentuk sel penyusunnya bervariasi bergantung pada fungsi dan letaknya, Tidak terdapat material di antara sel-sel penyusunnya, Sebagai penutup dan kelenjar, Tersusun sel dan molekul ekstraseluler yang berbentuk matriks yang berguna untuk mengikat jaringan dengan bagian bawahnya , Mempunyai sebuah permukaan yang tidak berhubungan dengan jaringan lain, sedangkan pada permukaan lainnya berhubungan dengan membrane bawahnya, Beberapa jenis epitel menunjukkan spesialisasi yaitu berupa tonjolan jaringan untuk memperluas permukaan, memindahkan partikel asing atau untuk pergerakan
ü  Klasifikasi berdasarkan bentuk dan susunannya dibedakan atas epitel selapis gepeng, epitel selapis kuboid, epitel selapis kolumner, epitel bertingkat, epitel berlapis gepeng, epitel berlapis kuboid, epitel berlapis kolumner, dan epitel transisional.
2.      Jaringan Ikat
ü  Pengertian : Kelompok jaringan dalam tubuh yang mempertahankan bentuk tubuh dan organ dan menyediakan kohesi dan dukungan internal.
ü  Penyusun : Jaringan ikat tersusun dari sel-sel jaringan dan matriks. Matriks tersusun oleh serabut dan bahan dasar (cairan ekstraseluler). Serat dan bahan dasar matriks yaitu serat kolagen tersusun dari protein dan berfungsi untuk menghubungkan otot dan tulang, serat retikulin tersusun dari protein dan berfungsi untuk menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan yang lain, dan serat elastin tersusun atas elastin yang terdiri dari mikopolisakarida dan protein serta dikelilingi glikoprotein yang disebut fibrilin serta fungsinya memberi sifat kenyal pada pembuluh darah dan sejumlah ligament.Sel jaringan ikat tersiri dari fibroblast dan makrofag. Fibroblas merupakan sel induk yang berperan membentuk dan meletakkan serat-serat dalam matriks, terutama serat kolagen putih. Mereka mensekresi molekul tropokolagen kecil yang bergabung dalam substansi dasar membentuk serat kolagen. Makrofag merupakan sel – sel ameboid yang dapat di temukan di sebuah jaringan . Makrofag berfungsi menelan bakteri dan sel mati melalui proses yg di sebut fagositosis
ü  Fungsi : sebagai pengikat, penyokong, serta penghubung satu jaringan dengan jaringan yang lain
ü  Ciri-ciri : Adanya sel-sel, Adanya serabut atau serat, Adanya bahan dasar (matrix) atau bahan antar sel.
ü  Jaringan ikat dibedakan menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, dan darah.
3.      Jaringan Otot
ü  Pengertian : Jaringan yang mampu melaksanakan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi
ü  Penyusun : Jaringan otot tersusun atas serat muskuler dan jaringan ikat. Serat muskuler terdiri atas dinding (sarkolema), sarkoplasma, dan miofibriler yang ditutupi atau diselubungi oleh bagain-bagian longitudinal dan transversal dari reticulum sarkoplasmik. Jaringan ikat secara histologist terdiri dari tiga macam, yaitu epimisium, perimisium, dan endomisium
ü  Fungsi : Pergerakan anggota tubuh
ü  Jaringan otot dikelompokkan menjadi Otot polos, otot kurik, dan otot jantung
4.      Jaringan saraf
ü  Pengertian : Bagian khusus yang bereaksi terhadap rangsangan dan menghantarkan implus ke berbagai organ dalam tubuh yang menbawa respon terhadap stimulus.
ü  Penyusun : tersusun atas sel-sel sarat atau neuron dan neuglia (penyokong neuron). Tiap neuron atau sel saraf terdiri atas badan sel, cabang dendrite, dan cabang-cabang akson.
ü  Fungsi : Sebagai penghantar rangsang, yakni membawa rangsang dari alat penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian diteruskan ke otot.
ü  Ciri-ciri : Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang, Sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat, Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan, Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya, Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson
ü  Terdapat tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung.

Perbedaan dan Ciri-Ciri antara Otot polos, Otot lurik, dan Otot Jantung
1.      Otot Polos
Bila dipotong memanjang sel-selnya berbentuk gelendong (fusiform) memanjang dengan inti tunggal di pusat. Ukurannya kecil dan bervariasi. Tidak ada gurat-gurat melintang. Bila dipotong melintang sel-selnya berbentuk bulatan berbagai ukuran dan intinya di tengah. Otot polos berkonraksi lambat karena tidak setiap serat mendapat saraf. Bekerjanya secara tak sadar (involunter).
2.      Otot Lurik
Bila dipotong memanjang selnya berbentuk silinder panjang dengan inti banyak berbentuk gepeng memanjang terletak di dekat membrane sel. Ukurannya sangat panjang dan uniform. Guratan gelap terang sangat jelas. Bila dipotong melintang selnya berbentuk bulatan seragam, mempunyai inti banyak yang berada ditepi. Bila diperiksa dengan cahaya transmisi, setiap serat terlihat bergurat halus memanjang dan bergurat melintang nyata berganti-ganti gurat gelap dan terang. Otot lurik berkontraksi cepat bila ada rangsang dan reaksinya cepat lelah. Bekerjanya berdasarkan kehendak (volunteer).
3.      Otot Jantung
Bila dipotong memanjang selnya berbentuk silinder panjang yang bercabang dan berkesinambungan dengan inti satu atau lebih yang berbentuk lonjong dan terletak di tengah. Ukurannya panjang dan tidak bervariasi. Guratan gelap terang terlihat. Bila dipotong melintang selnya berbentuk bulatan hamper seragam dan mempunyai inti di tengah. Otot jantung berkontraksi secara teratur. Bekerjanya tidak dipengaruhi oleh saraf pusat atau secara tak sadar (involunter).
Pengamatan pada praktikum kali ini adalah pengamatan pada jaringan hewan. Bahan yang digunakan adalah berupa preparat awetan jaringan hewan. Pengamatan pertama yaitu pengamatan pada jaringan ikat padat teratur. Fungsi yang paling umum dari jaringan ikat (connectivet issue) adalah untuk mengikat dan mendukung jaringan-jaringan lain di dalam tubuh. Pada pengamatan jaringan ikat padat teratur ini menggunakan perbesaran 400 kali dan hasil nya dapat diketahui bahwa berbentuk serat-serat yang berhimpitan. Pada bangunan-bangunan yang menghadapi tegangan dalam satu jurusan, susunan itu tersusun teratur paralel dan jaringan ini dikatakan tersusun  beraturan, terdapat fibroblas dan serabut kolagen. Fibroblas ini akan membentuk serabut kolagen, hal ini sama dengan yang dikemukakan oleh Bajpai (1989) bahwa Fibroblas merupakan sel induk yang berperan membentuk dan meletakkan serat-serat dalam matriks, terutama serat kolagen putih. Mereka mensekresi molekul tropokolagen kecil yang bergabung dalam substansi dasar membentuk serat kolagen. Fungsi dari fibroblast adalah untuk mensekresikan protein, dan fungsi dari serabut kolagen adalah sebagai bahan pengikat, memberi kekuatan dan daya regang yang besar.
Pada pengamatan kedua yaitu pengamatan pada jaringan otot jantung. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung. Pada pengamatan jaringan otot jantung ini menggunakan perbesaran 400 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa selnya berbentuk silinder panjang yang bercabang dan berkesinambungan dengan inti satu atau lebih yang berbentuk lonjong dan terletak di tengah. Ukurannya panjang, tidak bervariasi, dan terdapat garis gelap terang. Adanya garis gelap terang ini karena adanya myofibril, masing-masing miofibril terbagi menjadi pita gelap dan pita terang. Di tengah pita gelap terdapat bagian terang yang disebut zona H. Di tengah zona H terdapat garis gelap, yaitu garis A. Sementara itu ditengah pita terang terdapat garis gelap yaitu garis Z. Inti dari jaringan otot jantung ada satu atau lebih. Hal ini seuai dengan fugsi otot jantug yang berfungsi untuk mengatur gerak jantung.
Pada pengamatan ketiga yaitu pengamatan pada jaringan otot polos. Fungsi otot polos yaitu bertanggung jawab terhadap kontraksi organ berongga seperti pembuluh darah, saluran pencernaan, dan kandung kemih. Pada pengamatan jaringan otot polos ini menggunakan perbesaran 400 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa sel-selnya berbentuk gelendong (fusiform) memanjang dengan inti tunggal di pusat dan terdapat membrane sel untuk tempat transportasi. Ukurannya kecil dan bervariasi. Tidak ada gurat-gurat melintang. Bentuk gelendong ini terjadi karena pada bagian otot polos gerakan nya bergantian. Ada yang memanjang dan ada yang memendek. Sehingga terdapat bagian yang memanjang dan mengerucut di tepi, dan terdapat gelendong di tengah. Inti pada otot polos terdapat satu di tenggah. Hal ini agar kerja otot lebih terfokus
Pada pengamatan keempat yaitu pengamatan pada jaringan otot rangka atau lurik pada esophagus. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras. Pada pengamatan jaringan otot rangka ini menggunakan perbesaran 100 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa jaringan ini terdapat otot lurik dan rongga atau lumen. Saya akan lebih menjelaskan tentang otot lurik, otot lurik selnya berbentuk silinder panjang dengan inti banyak berbentuk gepeng memanjang terletak di dekat membrane sel. Ukurannya sangat panjang, uniform, dan terdapat guratan gelap terang sangat jelas. Adanya garis gelap terang ini karena adanya myofibril, masing-masing miofibril terbagi menjadi pita gelap dan pita terang. Di tengah pita gelap terdapat bagian terang yang disebut zona H. Di tengah zona H terdapat garis gelap, yaitu garis A. Sementara itu ditengah pita terang terdapat garis gelap yaitu garis Z.
Pada pengamatan kelima yaitu pengamatan pada jaringan epitel pipih berlapis tidak menanduk. Pada epitel pipih berlapis tidak menanduk dijumpai pada permukaan yang basah, misalnya pada rongga mulut, esophagus, epiglottis dan vagina. Pengamatan kali ini kami menggunakan bagian esophagus sama seperti pada pengamatan otot rangka. Fungsi epitel pipih berlapis yaitu sebagai pelindung terhadap pengaruh luar, pelindung saluran dalam, dan penghasil mucus. Pada pengamatan jaringan epitel pipih berlapis menunduk menggunakan perbesaran 100 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa jaringan ini terdapat rongga atau lumen, inti, dan membran basalis. Membran basalis mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai tempat melekatnya sel-sel epitel pada jaringan ikat dibawahnya, sebagai barrier untuk mencegah masuknya organism ke bagian dalam tubuh, mencegah kehilangan air dan cairan sel dari tubuh, bekerja sebagai filter selektif, dan mempertahankan bentuk jaringan epitel di bawahnya
Pada pengamatan keenam yaitu prngamatan pada jaringan epitel kolumner selapis pada usus halus. Fungsi epitel kolumner adalah untuk sekresi dan penyerapan nutrisi. Pada pengamatan jaringan epitel kolumner menggunakan perbesaran  100 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa jaringan ini terdapat lumen atau rongga dan epitel kolumner. Epitel kolumner memiliki beberapa proyeksi kecil, seperti rambut pada permukaan yang disebut mikrovili.

VII.          PENUTUP
7.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan praktikum tentang jaringan pada hewan, dapat disimpulkan bahwa jaringan-jaringan penyusun pada hewan adalah sebagai berikut:
a.       Jaringan epitel, Jaringan epitel terdiri atas sel-sel polyhedral yang berhimpit padat dengan sangat sedikit substansi antar sel. Susunannya rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Jaringan epitel terdiri atas :
·         Epitel Selapis : epitel pipih selapis, epitel kubus selapis, epitel kolumner selapis.
·         Epitel Bertingkat.
·         Epitel Berlapis : epitel berlapis gepeng, epitel berlapis kuboid, epitel berlapis kolumner, epitel transisional.
b.      Jaringan ikat, Fungsi yang paling umum dari jaringan ikat (connectivet issue) adalah untuk mengikat dan mendukung jaringan-jaringan lain di dalam tubuh. Jaringan ikat terdiri dari populasi sel-sel longgar yang tersebar di seluruh matriks ekstraselular. Letak selnya berjauhan. Berdasarkan strukturnya, jaringan ikat dibedakan menjadi : jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, dan darah.
c.       Jaringan otot, Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Selnya memanjang berbentuk serabut. Ada tiga macam jaringan otot : otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
d.      Jaringan saraf, merupakan jaringan yang sangat rumit (kompleks). Namun pada dasarnya jaringan ini terdiri dari dua jenis sel saja, yaitu neuron (sel saraf) dan neuroglia (penyokong neuron).
7.2  Saran
Dalam melakukan kegiatan praktikum tentang jaringan-jaringan pada hewan perlu banyak perbaikan, kerena dalam praktikum kali ini para praktikan masih belum bisa mengamati semua jaringan-jaringan penyusun pada hewan. Diharapkan pada praktikum jaringan selanjutnya bahan preparat awetan lebih dilengkapi lagi.




DAFTAR PUSTAKA

Bajpai, R.N. 1989. Histologi Dasar Edisi 4. Jakarta:Binarupa Aksara
Campbell, Neil A dkk. 2010. Biologi Jilid 3. Jakarta:Erlangga
Junquiera, L. Carlos dkk. 1998. Histologi Dasar Edisi 8. Jakarta:Buku Kedokteran
EGC
Leeson, C. Roland dkk. 1990. Buku Ajar Histologi. Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Tambajong, Jan. 1995. Sinopsis Histologi. Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Tim Dosen Pembina. 2015. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember:Universitas
Jember




LAMPIRAN

A.    Cover Buku Reverensi Laporan Praktikum Jaringan pada Hewan
IMG20151005132845.jpg  









B.     Foto Jaringan pada Hewan
     
Jaringan Ikat Padat Teratur                        Jaringan Otot Jantung






 






                  Jaringan Otot Polos                                    Jaringan Otot Rangka Esofagus






                  Jaringan Epitel Pipih Berlapis                     Epitel Kolumner Selapis pada Usus
                  Tidak mentanduk                                        Halus

0 komentar:

Posting Komentar