Minggu, 12 Juni 2016

BENTUK DAN STRUKTUR SEL



I.                   JUDUL
Pengamatan Bentuk dan Struktur Sel

II.                TUJUAN
2.1 Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan.
2.2 Menggambarkan bermacam- macam bentuk sel.

III.             DASAR TEORI
Penemuan mikroskop oleh A.Leeuwenhoek telah banyak membantu para ahli dalam kegiatan penelitiannya. Robert Hooke seorang ilmuwan Inggris pada pertengahan abad XVIII, dengan memanfaatkan mikroskop, berhasil menjadi orang pertama yang melihat adanya ruang-ruang kecil yang dibatasi dinding-dinding pada irisan jaringan tumbuhan. Ruang-ruang kecil ini dinamakan Cella (sel) (Arthur Fathoni,2015).
Dua abad kemudian, yaitu pada permulaan abad XIX, Johannes Parkinye memperkenalkan istilah “protoplasma” untuk cairan yang terdapat dalam sel hidup. Pada tahun yang sama, Matthias Schleiden seorang ahli botani dan Theodor Schwann ahli Zoologi merumuskan suatu generalisasi yang kemudian berkembang menjadi “teori sel”, bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional dari semua organisme, unit dasar yang mempunyai semua ciri khas makhluk hidup. Suatu penegasan lagi dikemukakan oleh Rudolf Virchow yang mengatakan Omnis Cellula-Cellula yang artinya bahwa semua sel berasal dari sel pula. Dengan demikian, sel merupakan unit pertumbuhan pada makhluk hidup sehingga, menurut August Weismann, nenek moyang makhluk hidup dapat ditelusuri.
Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut.
Robert Hooke (1635-1703)
Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.
Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel.
Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.
Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup.
Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
» sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
» sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
» sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
» sel merupakan unit hereditas.
Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya peranan sel karena hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi oleh sel (Arthur Fathoni,2015).
Sel merupakan unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh makhluk hidup. Sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel. Sel dan zat intraselular membentuk keseluruhan jaringan tubuh (Ethel Sloane,2004:34).
      Pada mahluk hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel-sel itu sendiri (Tim Dosen Pembina, 2015:3).
      Sel hewan dan manusia menunjukkan keragaman yang sangat luas dalam bentuk dan ukurannya. Hal tersebut sangat erat hubungannya dengan fungsi khususnya masing-masing. Hanya sedikit dari sel-sel jaringan yang menetap dapat mempertahankan bentuk aslinya yang seperti bola. Mereka berubah bentuk karena adanya berbagai tekanan mekanik. Mereka berubah menjadi polyhedral, kolumner, gepeng, seperti kumparan (fusiform) atau mempunyai tonjolan panjang (sel saraf). Ukuran sel sangat variable, dari beberapa micron (paling kecil 4 mikron) sampai mencapai beberapa cm diameternya (telur burung). Walaupun sel berbeda jenisnya mempunyai ukuran yang bervariasi, namun terdapat batas tertentu baik untuk ukuran yang terkecil ataupun ukuran terbesar (Subowo,1989 : 78)

Bentuk dan Ukuran Sel

Bentuk dan ukuran sel bermacam-macam, tergantung pada tempat dan fungsi dari jaringan yang disusunnya. Organel di dalam sel mempunyai fungsi yang berbeda satu sama lainnya. Berdasarkan ada tidaknya dinding/ selaput inti, maka sel dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Sel Prokariotik
Sel prokariotik tidak mempunyai membran inti dan sistem endomembrane seperti retikulum endoplasma dan kompleks golgi. Selain itu, tidak memiliki mitokondria dan kloroplas.
Sel prokariotik terdapat pada bakteri dan alga biru, dengan ciri-ciri sitoplasma dan materi genetik bercampur, sehingga materi inti tidak dibatasi oleh membran inti melainkan hanya mengumpul pada daerah yang disebut nukleoid (Larasati Aqila,2013)
2.      Sel Eukariotik
Sel yang memiliki membran inti. Satu dari dua macam tipe sel, memiliki inti. Intinya memiliki struktur yang besar yang mengendalikan kerja sel sebab berisi gen-gen. Baik tumbuhan maupun hewan memiliki sel-sel eukatiotik (Fida Rachmadiarti, 2005 : 31)
Berikut ini adalah tabel perbedaan sel Prokariotik dan Eukariotik

Aspek pembeda
Prokariotik
Eukariotik
Organisme
Bakteri dan sianobakteria
Fungi, tumbuhan dan hewan
Ukuran sel
Dengan matra linier 1-10 µm
Dengan matra linier 10-100 µm
Metabolisme
Anaerobik atau aerobik
Aerobik
Organela
Tidak jelas
Nukleus, mitikondria, kloroplas, retikulum endoplasma dll
.
DNA
Letak : disitoplasma
bentuk : sirkular
Letak : dinukleuplasma
Bentuk : benang halus panjang
RNA & protein
RNA dan protein disintesis di tempat yang sama
RNA disintesis di nukleus
Protein disintesis di nukleus
Sitoplasma
Tanpa sitokelet, tidak ada gerakan sitoplasmik, proses endositotis/eksositosis
Memiliki endoskelet, terjadi gerakan sitoplasmik, proses endositis maupun eksositosis
Pembelahan sel
Kromatik ditarik dengan jalan melekat pada selaput plasma
Kromosom dipisahkan oleh aparatus, mitosis yang terdiri atas filamen sitoskeletik
Organisasi sel
Sebagian unisel
Sebagian besar multiseluler dengan diferensiasi menjadi sel khusus

Ø  Perbedaan utama antara sel prokariotik dan sel eukariotik adalah lokasi DNA-nya, seperti yang tercermin dalam nama kedua jenis sel ini. Dalam sel eukariotik (eukaryotic cell), sebagian besar DNA berada dalam organel yang disebut nukleus, yang dibatasi oleh membran ganda. (Kata eukaryotic berasal dari kata Yunani, eu, sejati, dan karyon, bagian dalam biji, disini mengacu pada nukleus). Dalam sel prokariotik (prokaryotik cell, dari kata Yunani, pro, sebelum dan karyon), DNA terkonsentrasi diwilayah yang tidak terselubung oleh membran, disebut nukleoid (nucleoid). Interior sel prokariot disebut sitoplasma (cytoplasm). Istilah ini juga digunakan untuk menyebut wilayah di antara nukleus dan membran plasma pada sel eukariotik. Dalam sitoplasma sel eukariot, terdapat berbagai macam organel dengan bentuk dan fungsinya yang terspesialisasi, yang tersuspensi dalam sitosol. Struktur yang dibatasi membran ini tidak ditemukan pada sel prokariot. Dengan demikian, adanya atau tidak-adanya nukleus sejati hanya salah satu contoh perbedaan kompleksitas struktural antara kedua tipe sel. (Campbell, dkk. 2010 : 106-107).

        Ada dua macam sel eukariotik yang mempunyai materi penyusun relative berbeda, yaitu sel hewan dan sel tumbuhan. Sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai persamaan dadsar mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari bagian sel-selnya. Tetapi sel tumbuhan dan sel hewan memiliki sedikit perbedaan yang dikarenakan perbedaan kebutuhan diantara keduanya.

Berikut ini adalah tabel perbedaan Sel Tumbuhan dan sel Hewan

No.
Pembeda
Sel hewan
Sel tumbuhan
1.
Nukleus
Ada
Ada
2.
Retikulum Endoplasma
a. Kasar
b. Halus

Ada
Ada

Ada
Ada
3.
Lisosom
Ada
Tidak ada
4.
Flagella dan Silia
Ada
Tidak ada
5.
Mikrofilamen
Ada
Ada
6.
Mikrotubulus
Ada
Ada
7.
Mikrofilik
Ada
Ada
8.
Peroksisom
Ada
Ada
9.
Mitokondria
Ada
Ada
10.
Sentrosom
Ada
Tidak ada
11.
Ribosom
Ada
Ada
12.
Kloroplas
Tidak ada
Ada
13.
Plasmodesma
Tidak ada
Ada
14.
Filamen intermediet
Ada
Ada
15.
Vakuola
Tidak ada
Ada
16.
Dinding sel
Tidak ada
Ada
17.
Aparatus golgi
Ada
Ada
18.
Sentriol
Ada
Tidak ada

Ø  Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena sel tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola, dan kloroplas. Sedangkan sel hewan mempunyai perbedaan dari sel tumbuhan selain tidak mempunyai dinding sel, kloroplas, tidak lazim punya vakuola, juga sel hewan mempunyai lisosoma, sentrosoma yang didalamnya terdapat dua sentriol, serta kemungkinan flagella pada sel-sel tertentu. Dalam hal adanya membran plasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparat golgi, nukleus/inti sel pada sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai persamaan. (Tim Dosen Pembina. 2015 : 3).

Organel-Organel yang Ada di Dalam Sel
1.      Nukleus
Nukleus mengandung sebagian besar gen dalam sel eukariotik (sebagian gen terletak pada mitokondria dan kloroplas). Nukleus umumnya merupakan organel yang paling menojol dalam sel eukariotik, dengan diameter sekitar 5 mikrometer (Campbell, dkk. 2010 : 108).
2.      Retikulum Endoplasma
RE merupakan jejaring membrane yang sedemikian ekstensif sehingga menyusun lebih dari separuh total membrane dalam banyak sel eukariotik.
-RE halus
RE halus berfungsi dalam berbagai proses metabolik, yang bervariasi menurut tipe sel. Proses-proses ini antara lain adalah sintesis lipd, metabolisme karbohidrat, serta detoksifikasi obat-obatan dan racun.
-RE kasar
Banyak jenis sel menyesekresikan protein yang dihasilkan oleh ribosom yang melekat pada RE kasar. Selain membuat protein sekresi, RE kasar merupakan pabrik membrane untuk sel (Campbell, dkk. 2010 : 113-114).

3.      Lisosom
Lisosom mempunyai struktur agak bulat yang dibatasi membrane tunggal. Diameternya sekitar1,5 mikrometer. Lisosom dihasilkan oleh apparatus golgi yang penuh dengan protein. Lisosom berperan penting dalam matinya sel. Bila sel luka atau mati, lisosomlah yang membantu dalam menghancurkannya. Hal ini bermanfaat sekali sehingga sel sekat dapat menggantikan yang rusak tadi. Lisosom terutama ditemukan dalam segala macam sel hewan (John W. Kimball,1983 : 99-100)
4.      Flagella dan Silia
Banyak sel memiliki perpanjangan seperti cemeti, baik yang pendek-pendek (silia) maupun yang panjang-panjang (flagella). Flagella dan silia pada umumnya ditemukan pada ganggang, cendawan, protozoa, hewan kecil (mikroskopik) lain, sel khusus pada hewan dan sel kelamin pada tumbuhan tingkat rendah tertentu serta pada gymnospermae. Struktur serupa rambut ini keluar dari permukaan sel dan sanggup bergerak maju mundur dengan kecepatan tinggi.
5.      Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah batang batang yang berdiameter sekitar 7 nm. Mikrofilamen tdisebut juga filament aktin karena tersusun atas molekul-molekul aktin, sejenis protein globular. Mikrofilamen tampaknya ditemukan pada semua sel eukariotik (Campbell, dkk. 2010 : 125).
6.      Mikrotubulus
Semua sel eukariotik memiliki mikrotubulus. Mikrotubulus membentuk dan menyokong sel, serta berperan sebagai jalur yang dapat disusuri oleh organel yang dilengkapi dengan protein motorik. Mikrotubulus juga memisahkan kromosom saat pembelahan sel (Campbell, dkk. 2010 : 121-122).
7.      Peroksisom
Peroksisom besarnya hamper sama dengan lisosom, peroksisom juga dibatasi oleh membrane tunggal. Peroksisom dapat berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidratdan dalam perubahan purin dalam sel. Pada hewan, peroksisom ternyata terkurung dalam sel-sel hati dan ginjal. Pada tumbuhan terdapat dalam berbagai tipe sel. Baik pada tumbuhan dan hewan, mungkin peroksisom dihasilkan oleh reticulum endoplasmic (John W. Kimball,1983 :101)
8.      Mitokondria
Mitokondria merupakan organel yang mengubah energi menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk kerja oleh sel. Mitokondria (mitochondria, unggal mitokondrion) merupakan tempat respirasi seluler, proses metabolik yang menghasilkan ATP dengan cara mengambil energi dari gula, lemak, dan bahan bakar lain dengan bantuan oksigen. (Campbell, dkk. 2010 : 118).
9.      Sentrosom
Pada umumnya sel hewan memilki sentrosom, letaknya pada sitoplasma dekat membran inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol, sebuah sentrosom terbentuk dari 9 sel tabung masing-masing sel terdiri atas 3 buah mikrotubul berfungsi menggerakkan kromosom pada saat pembelahan sel.
10.  Ribosom
Ribosom berukuran sangat kecil, diameter 20-25 nm, terdapat pada sitoplasma secara bebas/menempel pada retikulum endoplasma. Ribosom sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein. Ribosom ini juga terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Pada sel tumbuhan ribosom biasanya letaknya menyebar, sedangkan pada sel hewan menyebar dan ada juga menempel pada retikulum endoplasma.
11.  Kloroplas
Kloroplas mengandung pigmen hijau daun yang bernama klorofil, serta berbagai enzim dan molekul lain yang berfungsi dalam produksi gula secara fotosintesis. (Campbell, dkk. 2010 : 119).
12.  Vakuola
Terdapat pada sel hewan maupun pada sel tumbuhan. Hanya saja pada sel tumbuhan tampak lebih besar dan jelas terutama pada sel yang sudah tua. Vakuola pada sel tumbuhan dikelilingi membran tunggal disebut tonoplas. Vakuola sel tumbuhan umumnya berisi air, phenol, anthosianin, alkaloid, dan protein.
13.  Dinding sel
Terdapat pada tumbuhan, terbentuk dari bahan polisakarida yaitu selulosa. Berperan dalam turgiditas sel (kekakuan), sehingga bentuk sel tumbuhan tidak berubah-ubah. Dinding sel dibagi menjadi lamella tengah, dinding sel pertama dan dinding sel kedua. (Campbell, 2010:127-128)
14.  Aparatus golgi
Aparatus golgi dijumpai pada hamper semua sel tumbuhan dan hewan. Terdiri dari setumpuk saku pipih yang dibatasi membran. Aparatus golgi juga merupakan situs sintesis polisakarida (John W. Kimball,1983 : 99)


IV.             METODE PRAKTIKUM
4.1  Alat
a.       Mikroskop
b.      Gelas Objek dan Gelas penutup
c.       Pipet tetes
d.      Skalpel
e.       Silet tajam
f.       Gelas beaker

4.2  Bahan
a.       Sel epitel rongga mulut
b.      Umbi lapis bawang merah
c.       1 helai serabut kapuk randu
d.      Bayam duri
e.       Rumput
f.       Air
g.      Alkohol 70%
h.      Methilen blue

4.3  Cara Kerja

4.3.1  Mengamati sel hewan (bahan : epitel rongga mulut)







Membersihkan scalpel dengan alkohol 70%
 





Mengkorek bagian rongga mulut dengan scalpel
 





Meletakkan hasil korekan pada gelas objek
 





Menetesi dengan methilen blue sedikit
 





Menutup dengan gelas penutup
 





Meletakkan gelas objek pada meja preparat
 





Mengamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat
 





Menggambar dan member keterangan bagian yang teramati

 
 





















4.3.2  Mengamati bentuk sel tumbuhan (bahan : sel bawang merah)








Mengambil selaput bagian dalam bawang merah dengan silet tajam
 







Menetesi dengan sedikit air
 





Menutup dengan gelas penutup
 
 






                             





Meletakkan gelas objek pada meja preparat
 





Mengamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat

 


 





4.3.3  Mengamati bentuk sel tumbuhan (bahan : 1 helai serabut kapuk randu)













Memberi setetes air pada gelas objek

 





Meletakkan 1 helai serabut kapuk pada gelas objek

 





Menutup dengan gelas penutup

 






Meletakkan gelas objek pada meja preparat

 





Mengamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat

 





Menggambar dan memberi keterangan bagian yang teramati

 
 










Meletakkan gelas objek pada meja preparat

 
        
Menutup dengan gelas penutup
 
Mengambil bagian epidermis daun bayam duri

 
4.3.4 Mengamai bentuk sel tumbuhan (bahan : epidermis daun bayam duri)





Mengamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat

 





Menggambar dan memberi keterangan bagian yang teramati

 
Meletakkan pada gelas objek dan menetesi dengan setetes air
 











4.3.5 Mengamai bentuk sel tumbuhan (bahan : epidermis daun rumput)


Mengambil bagian epidermis daun rumput

 
 












Meletakkan pada gelas objek dan menetesi dengan setetes air

 





Menutup dengan gelas penutup

 





Meletakkan gelas objek pada meja preparat

 





Mengamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat

 





Menggambar dan memberi keterangan bagian yang teramati

 
 









V.                HASIL PENGAMATAN
5.1  Sel hewan epitel rongga mulut


Keterangan :
1.      Membran sel
2.      Inti sel
3.      Sitoplasma
·         Bentuknya tidak beraturan (Irregular)  karena tidak mempunyai dinding sel
·         Menggunakan perbesaran 100 x



Keterangan
1.      Dinding sel
2.      Sitoplasma
·         Bentuknya teratur (Regular) karena memiliki dinding sel
·         Bentuk sel Elongata
·         Menggunakan perbesaran 100 x
5.2 Tumbuhan bawang merah (Allium cepa)
5.2 Sel
5.2   
5.3  Sel tumbuhan kapuk randu (Ceiba petandra)


Keterangan
1.      Dinding sel
2.      Sekat (interspace)
3.      Sitoplasma
·         Bentunknya teratur (Regular) karena memiliki dinding sel
·         Bentuk sel Elongata
·         Menggunakan perbesaran 100 x

5.4  Sel tumbuhan epidermis bawah  bayam duri (Amaranthus spinosus)


Keterangan
1.      Dinding sel
2.      Sitoplasma
3.      Kloroplas
4.      Stomata
5.      Sel penjaga (guard sel)
·         Fungsi : Melindungi sel bagian dalam
·         Bentuk sel tidak beraturan
·         Menggunakan perbesaran 400 x

5.5  Sel tumbuhan epidermis bawah daun rumput (Gramineae)


 







VI.             PEMBAHASAN
Sel merupakan unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh makhluk hidup. Setiap sel memiliki bagian utama yaitu
1.      Membran sel
Membran sel merupakan bagian terluar dari sel dan sitoplasma yang berfungsi mengatur pertukaran substansi zat dan melindungi bagian dalam sel. Padas sel tumbuhan yang terdapat dinding sel yang berfungsi:
a.       Melindungi bagian sel yang terletak lebih dalam
b.      Memperkokoh sel
c.       Mencegah agar sel tidak pecah
d.      Menjadi tempat berpindahnya air dan mineral
2.      Inti sel
Merupakan salah satu organel terbesar yang dilindungi oleh membran nucleus yang disebut nucleus dan di dalamnya terdapat nucleolus. Nukleus berfungsi :
a.       Sebagai pusat pengatur seluruh kegiatan sel
b.      Mengendalikan reproduksi sel
c.       Mengatur sintesis protein
Inti sel atau nucleus terdiri dari tiga bagian utama, yaitu membrane inti, nucleolus, dan nukleoplasma.
3.      Sitoplasma
Sitoplasma merupakan masa protoplasma yang terletak di pabgian dalam sel diantara membrane sel dan nucleus. Sitoplasma terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian luar (ektoplasma) dan bagian dalam (endoplasma). Sitoplasma dapat berbentuk cair atau gel dan berperan penting dalam transportasi zat makanan. Sitoplasma terdiri dari matriks dan inklusio sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel sel yang memiliki fungsi-fungsi tertentu

Organel sel adalah bagian atau organ di dalam sel yang memiliki fungsi tertentu. Organel yang terdapat dalam sel antara lain inti sel, plastida, ribosom, reticulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, vakuola, mitokondria, kloroplas, peroksisom, plasmodesma,  mikrotubulus, mikrofilamen, filament intermediet, dan sentrosom.
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat diketahui perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan. Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam sel, sedangkan pada hewan terdapat membran sel, tetapi tidak memiliki dinding sel. Pada sel hidup terdapat inti sel (nukleus), dalam setiap sel hidup berlangsung proses metabolisme.
Pada pengamatan pertama yaitu mengamati sel epitel rongga mulut dengan cara mengkorek bagian epitel rongga mulut dengan scalpel lalu meletakkan hasil korekan pada kaca benda dan menetesi dengan metilen biru. Fungsi dari metilen biru itu sendiri sebagai pewarna untuk mewarnai latar belakang menjadi gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Sehingga saat sel diamati inti sel terlihat lebih jelas. Pada pengamatan sel epitel rongga mulut ini menggunakan perbesarab 100 kali dan hasil nya dapat diketahui bahwa bentuk selnya tidak beraturan (irregular), tidak terdapat dinding sel, hanya membran sel, sitoplasm, dan inti sel. Hal ini sama dengan yang dikemukakan oleh Tim Dosen Pembina (2015:3) Sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai perbedaan namun tetap mempunyai persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari bagian-bagian selnya. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena sel tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola, dan kloroplast. Sedangkan sel hewan mempunyai perbedaan dari sel tumbuhan selain tidak mempunyai dinding sel, kloroplas, tidak lazim punya vakuola, juga sel hewan mempunyai lisosoma, sentrosoma yang didalamnya terdapat dua sentriol, serta kemungkinan adanya flagela pada sel-sel tertentu.
Pada pengamatan selanjutnya, mengamati bentuk dan struktur sel tumbuhan dengan menggunakan umbi lapis bawang merah, serabut kapuk randu, sayatan membujur epidermis bawah bayam duri,  dan sayatan membujur epidermis bawah daun rumput.. Pada praktikum sel tumbuhan sayatan yang sudah diletakkan pada kaca objek ditetesi dengan air. Fungsi dari air itu sendiri agar bentuk selnya terlihat jelas.
Pada praktikum menggunakan bawang merah (Allium cepa) menggunakan perbesaran 100 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa bentuk selnya Elongata, mempunyai dinding sel dan sitoplasma. Tetapi pada pengamatan kali ini inti selnya tidak terlihat, ini dikarekanan sayatan pada bawang merah terlalu tebal.  Dinding sel bawang merah terlihat sangat rapat. Sehingga hampir tidak ada ruang antar sel. Hal ini dikarenakan pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang berfungsi melindungi bagian dalamnya, sehingga bentuk selnya teratur. Di dalam sitoplasma terdapat protoplasma sehingga sel bawang merah ini dinyatakan hidup dengan dengan warna merah muda.   
Selanjutnya kita mengamati serabut kapuk randu (Ceiba petandra) menggunakan perbesaran 100 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa bentuk selnya Elongata, mempunyai dinding sel yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam sel, mempertahankan bentuknya, dan mencegah pengambilan air secara berlebihan, dan juga terdapat sitoplasma, dan sekat (interspace). Dalam sel kapuk randu terdapat ruang sel yang berfungsi untuk pertukaran gas, serta terdapat gelembung udara untuk menyimpan udara. Sel kapuk randu adalah sel mati yang membutuhkan udara lebih banyak, maka dari itu memiliki ruang antar sel dan gelembung udara di dalam selnya.
Pengamatan pada sayatan membujur epidermis bawah daun bayam duri (Amaranthus spinocus) menggunakan perbesaran 400 kali, sayatannya harus benar-benar tipis. Sehingga bentuk dan stuktur selnya dapat terlihat pada mikroskop. Benruk sel daun bayam duri ini tidak teratur (irregular). Bagian-bagiannya adalah dinding sel, kloroplas, sitoplasma, stomata, sel penjaga (guard sel). Ruang sel dan bentuk selnya pipih dan hampir menyerupai bentuk yang tidak beraturan tetapi tertata rapi. Sedangkan diantara sel-sel pipih tersebut terdapat stomata, bentuknya menyerupai katub dengan bagian tengah sedikit terbuka, ini karena fungsi yang lebih spesifiknya sama dengan hidung, yaitu tempat lewatnya udara yang nanti akan digunakan da lam proses respirasi maupun oksidasi dalam tubuh tumbuhan. Fungsi epidermias adalah sebagai pelidung sel-sel di bawahnya.
Pengamatan pada sayatan membujur epidermis bawah daun rumput (Gramineae) menggunakan perbesaran 400 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa selnya berbentuk kubus dan berbentuk panjang, mempunyai dinding sel, sitoplasma, dan sel penjaga (guard sel). Dinding sel berfungsi untuk melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan mencegah pengambilan air secara berlebihan.

VII.          PENUTUP
7.1  Kesimpulan
·       Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup;
·        Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena sel tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola, dan kloroplas. Sedangkan sel hewan mempunyai perbedaan dari sel tumbuhan selain tidak mempunyai dinding sel, kloroplas, tidak lazim punya vakuola, juga sel hewan mempunyai lisosoma, sentrosoma yang didalamnya terdapat dua sentriol, serta kemungkinan flagella pada sel-sel tertentu.
·         Sel hewan dan tumbuhan mempunyai persamaan dalam hal membran plasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparat golgi, dan nukleus/inti sel
·         Struktur sel tumbuhan relatif mempunyai bentuk yang lebih stabil atau tetap karena mempunyai dinding sel. Struktur sel hewan mempunyai bentuk yang tidak tentu atau relatif tidak tetap karena mempunyai dinding sel. Selain itu, sel hewan mempunyai fungsi untuk berpindah tempat agar dapat mendapatkan makanan untuk mempertahankan hidup.
·         Bentuk sel bermacam-macam
Sel  tumbuhan antara lain :
-          Bentuk sel elongata                                    : sel umbi lapis bawang merah
-          Bentuk sel elongata                                    : sel serabut kapuk randu
-          Bentuk sel tidak beraturan dan pipih         : sel epidermis daun bayam
-          Bentuk kubus panjang                                : sel epidermis daun rumput
Sel hewan bentuknya tidak beraturan (irregular)



7.2  Saran
·        Sebelum melakukan pengamatan sebaiknya alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
·        Harus teliti dalam melakukan penelitian, menggambar, dan menentukan bagian-bagian sel.
·        Dalam melakukan penelitian sel harus berhati-hati dalam menetesi metiles biru
dan air, serta harus berhati-hati juga dalam menutup dengan kaca penutup agar
tidak ada gelembung udara.


DAFTAR PUSTAKA

Aqila,Larasati.2013.Macam-Macam Sel.http:??hikmat.web.id.[3 Oktober 10.46]
Campbell,Neil A dkk.2010.Biologi Jilid 1.Jakarta : Erlangga.
Fathoni, Arthur.2015.Pengertian dan Sejarah Sel.www.zonasiswa.com.[3 Oktober
2015;13.25]
Kimball,John W.1983.Biologi Jilid 1.Jakarta : Erlangga
Rachmadiarti,Fida.2005.Biologi Umum.Surabaya : UNESA
Subowo.1989.Biologi Sel.Bandung : Elstar offset
Tim Dosen Pembimbing.2015.Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Jember :                               Universitas Jember.

0 komentar:

Posting Komentar