Jaringan pada hewan
II.
TUJUAN
Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun
pada hewan
III.
DASAR TEORI
Jaringan adalah
sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. (Tim Dosen
Pembina,2015:6).
Jaringan di dalam tubuh hewan mempunyai sifat
yang khusus dalam melakukan fungsinya. Organ tersusun dari sekelompok jaringan.
Kebanyakan organ merupakan kelompok yang rumit, karena terdiri atas berbagai
jaringan yang berbeda.
Pada umumnya terdapat tiga komponen dasar penyusun jaringan,
yaitu :
1. Sel, masing-masing sel merupakan wujud mandiri
yang dibungkus oleh membrane yang “memisahkannya” dari lingkungan.
2. Zat intersel / ekstrasel, merupakan bahan yang
terletak diantara sel-sel, sebagai penyokong dan pemberi makanan.
3. Cairan tubuh, termasuk darah, cairan jaringan
atau intersel, dan limfa.Darah berada dalam system pembuluh. Cairan jaringan
atau intersel terdapat diantara dan disekitar sel, tempat terjadinya pertukaran
zat secara bebas antara darah dan cairan intersel. Sedangkan cairan limfa
mengaalirkan cairan jaringan kembali ke dalam system vena melalui
saluran-saluran halus (Tambajong,1995:3).
Ciri-ciri utama dari
empat jenis jaringan dasar
Jaringan
|
Sel
|
Matriks
ekstraselular
|
Fungsi
|
Epitel
|
Kumpulan
sel-sel polyhedral. Susunannya rapat
|
Jumlahnya
hanya sedikit
|
Melapisi
permukaan atau rongga tubuh kelenjar sekresi
|
Ikat
|
Beberapa
macam sel yang menetap dan mengembara. Letak selnya berjauhan.
|
Jumlahnya
banyak
|
Penghubung
dan penyokong
|
Otot
|
Sel
kontraktil yang panjang berbentuk serabut
|
Jumlahnya
cukup banyak
|
Pergerakan
|
Saraf
|
Juluran
panjang yang berjalinan
|
Tidak ada
|
Transmisi
implus saraf
|
(Junqueiro dkk,1998:63)
1. Jaringan
Epitel
Jaringan epitel terdiri
atas sel-sel polyhedral yang berhimpit padat dengan sangat sedikit substansi
antar sel. Susunannya rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Adhesi
antara sel-sel ini sangaat kuat, membentuk lembaraan sel yang menutupi
permukaan tubuh dan membatasi atau melapisi rongga-rongga (Carlos dkk,1998:62).
Epitel (epi = pada + thele = tonjolan) dapat berupa membrane dan dapat pula berupa
kelenjar (kelenjar eksokrin dan endokrin). Bagian
penyusunnya yaitu membrane basal dan lamina basal. Membrane basal tersusus atas
lamina basalis, lamina
fibroretikularis, dan Substansi dasar yang mengandung protein polisakarida (Leeson dkk,1990:78).
·
Penggolongan
Epitel Berdasarkan Susunan Lapisan Sel :
1.
Selapis :
Setebal satu lapisan sel.
2.
Berlapis :
Lebih dari satu lapisan sel.
3.
Bertingkat
: Setebal satu lapisan sel tetapi tinggi sel-sel berbeda sehingga memberi
gambaran berlapis yang keliru, karena inti-inti terlihat terletak pada lebih
dari satu baris (Bajpai,1989:15)
·
Penggolongan
Epitel berdasarkan Bentuk Sel :
1.
Pipih /
Gepeng : Tinggi sel tidak seberapa bila dibandding denga lebarnya.
2.
Kuboid /
Kubus : Tinggi dan lebar sel sama.
3.
Kolumner /
Silindris : Tinggi sel jauh melebihi lebar sel (Bajpai,1989:16)
Dengan menggabungkan
kedua dasar pembagian itu maka jaringan epitel dapat digolongkan menjadi :
A.
Epitel
Selapis
1.
Epitel
Selapis Gepeng
Epitel selapis gepeng terdiri atas sel-sel yang
sangat gepeng dan tipis yang tepinya tidak teratur, saling berhimpitan
membentuk suatu lembaran yang sempurna. Dilihat dari permukaannya, epitel ini
tampak sebagai lantai ubin, tetapi dengan batas-batas tidak teratur. Pada
potongan melintang, sitoplasma sel-sel tersebut terlihat tipis yang melebar di
tempat inti. Contoh epitel selapis gepeng terdapat pada lapisan pariental
kapsula Bowman (ginjal), endotel, mesotel, alveolus paru, telinga tengah, dan
telinga dalam (Leeson dkk,1990:80)
2.
Epitel
Selapi Kuboid
Epitel ini disebut demikian karena pada
potongan tegak lurus terhadap permukaan, setiap sel tampak seperti kotak/kubus.
Dilihat dari permukaannya, sel-selnya ternyata berbentuk polygonal. Epitel
jenis ini terdapat pada banyak kelenjar, baik pada bagian sekretorit maupun
pada saluran keluarnya, dan sebagai contoh, epitel ini terdapat melapisi
permukaan ovarium.
3.
Epitel
Selapis Silindris / Kolumner
Epitel selapis kolumner tanpa silia. Bila
dilihat dari permukaannya, tampak sama dengan epitel selapis kuboid, tetapi
pada potongan tegak lurus tampak terdiri atas sel-sel tinggi dengan inti
berderet dengan ketinggian yang sama. Epitel ini biasanya berhubungan dengan
sekresi atau absorpsi, jadi terdapat melapisi sebagian besar saluran cerna dan
saluran keluar banyak kelenjar.
Epitel
selapis kolumner bersilia. Tampak identik dengan yang tidak bersilia pada
pembesaran kecil, tetapi dengan pembesaran kuat terlihat permukaan bebas selnya
tertutup silia. Epitel jenis ini melapisi rahim (uterus) dan buluh rahim
(tubauterina), duktulus eferens pada testis, bronkus kecil intrapulmoner, dan
kanalis sentralis pada medulla spinalis (Tambajong,1995:9)
B.
Epitel
Bertingkat
Epitel bertingkat silindris atau kolumner
disebut demikian karena meskipun inti-intinya tampak terletak dalam beberapa
lapisan, semua sel melekat pada lamina basal, namun beberapa diantaranya tidak
mencapai permukaan, Contoh terbaik untuk jenis epitel ini ialah epitel
bertingkat silindris bersilia pada jalan napas (Junquiera,1998:72).
C.
Epitel
Berlapis
Semua epitel berlapis lebih kuat menahan trauma
jika dibandingkan dengan jenis selapis dan karenanya terdapat pada
tempat-tempat yang banyak kena gesekan dan goresan, tetapi karena tebalnya,
membra ini tidak diperuntukkan bagi absorpsi yang baik.
1.
Epitel
Berlapis Gepeng
Epitel berlapis gepeng merupakan membrane yang
tebal dan hanya sel-sel yang lebih superficial saja yang gepeng. Sel-sel
lapisan yang lebih dalam mempunyai bentuk kuboid sampai silindris, dan
seringkali lapisan basal, yaitu yang berbatasan dengan membrane basal terlihat
tidak rata. Pada permukaan vagina dan esophagus permukaan epitel itu basah, dan
disini epitel itu tidak mempunyai lapisan tanduk, pada kulit yang permukaannya
keringsel-sel permukaannya mengalami transformasi menjadi lapisan mati yang
kuat dan awet terdiri atas bahan yang disebut keratin. Itulah sebabnya epitel
macam ini disebut epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk
(Leeson,1990:82).
2.
Epitel
Berlapis Kuboid
Epitel berlapis kuboid hanya terdapat pada
saluran keluar kelenjar keringat pada orang dewasa dan terdiri atas dua lapisan
sel kuboid. Karena epitel jenis in I melapisi sebuah tabung, jelas bahwa
sel-sel lapisan permukaan lebih kecil daripada yang terdapat pada lapisan
basal, seperti yang terlihat pada potongan melintang (Leeson,1990:82).
3.
Epitel
Berlapis Silindris atau Kolumner
Epitel berlapis silindris juga relative jarang.
Biasanya lapisan atau lapisan-lapisan basal terdiri atas sel-sel polyhedral
yang tidak teratur, relative pendek, dan hanya sel-sel lapisan permukaan yang
berbentuk silindris tinggi. Epitel jenis ini melapisi sebagian uretra pria dan
juga terdapat pada beberapa saluran keluar kelenjar yang lebih besar dan pada
konyungtiva (Leeson,1990:82).
4.
Epitel
Transisional
Disebut demikian kareana dahulu dianggap
merupakan peralihan antara epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan
epitel berlapis silindrisis. Ia melapisi system urinaria muali dari pelvis
rennin sampai pada uretra, yaitu tempat-tempat yang mengalami tekanan dari
dalam dan berkapasitan yang sangat bervariasi. Oleh sebab itu bentuknya
bergantung pada derajat peragangan. Sel-sel permukaan yang melapisi organ yang
tidak diregangkan secara khas mempunyai permukaan bebas yang cembung dan sering
berinti dua, jadi mereka memprtlihatkan poliploidi (Leeson,1990:83).
·
Korelasi
Fungsional Epitel
1.
Difusi
Selektif : Epitel memungkinkan terjadinya difusi. Proses difusi dapat dihambat
atau diperlancar sesuai kebutuhan. Jad epitel bertindak sebagai sawar selektif
terhadap materi yang berdifusi melalui sel-sel epitel.
2.
Proteksi :
Epitel member perlindungan terhadap trauma mekanis, misalnya epidermis, mukosa
mulut, esophagus bagian atas, vagina, dan liang anus.
3.
Transpor :
Mukus (lender) dan bahan renik lain digusur dari permukaan epitel, misalnya
pada salura napas dan saluran kelamin (epitel bersilia).
4.
Sekresi :
pada epitel kelenjar.
5.
Ekskresi :
Urin, keringat, dan karbon dioksida berdifusi menembus epitel. Merekamenyaring
darah terhadap produk sisa metabolism.
6.
Absorbsi :
Seperti pada epitel usus.
7.
Resepsi
Sensorik : Sejumlah sel epitel dikhususkan untuk transmisi implus.
8.
Pelumas :
Lendir yang disekresi oleh sel-sel epitel berfungsi sebagai pelumas.
9.
Epitel
transisional mempunyai dua fungsi penting. Ia sanggup meregang dan menyediakan
permukaan kedap air yang tidak dapat dilalui atau ditembus urin.
2. Jaringan
Ikat
Fungsi yang paling umum
dari jaringan ikat (connectivet issue) adalah untuk mengikat dan mendukung
jaringan-jaringan lain di dalam tubuh. Letak selnya longgar. Jaringan ikat
tersusun dari sel-sel jaringan dan matriks. Matriks tersusun oleh serabut dan
bahan dasar (cairan ekstraseluler). Variasi pada struktur matriks ini tercermin
pada keenam tipe utama jaringan ikat pada vertebrata, yaitu jaringan ikat
longgar, jaringan ikat padat, jaringa lemak (adiposa), jaringan rawan
(kartilago), tulang, dan darah (Campbell dkk,2010:11).
Serat Jaringan Ikat
Tabel Serat pada Jaringan Ikat.
Serat
Kolagen
|
Serat
Elastin
|
Serat
Retikulin
|
|
Nomenklatur
|
Mengandung
protein kolagen albuminosa, berwarna putih
|
Mengandung
protein elastin, berwarna kuning.
|
Terdapat
berupa jarring-jaring. Mempunyai afinitas terhadap pulasan perak
|
Pembentukan
|
Fibroblas
menghasilkan mokekul tropokolagen yang bergabung dengan muko polisakarida
membentuk serat kolagen
|
Tidak
diketahui
|
Serupa
dengan serat kolagen
|
Distribusi
|
Tendo,
ligament, aponeurosis
|
Pembuluh
darah, pita suara, ligamentum flava, dan ligamentum nuchae
|
Terdapat
bersama serat kolagen. Terdapat pada limfonoduss, sumsum tulang, hati, limpa,
paru-paru, dan kelenjar endokrin.
|
Morfologi
|
Serat lebar
dan lurus / agak bergelombang yang tidak bercabang. Tebalnya 1-10 um,
bergaris memanjang (fibrilar) dan tergabung berupa berkas.
|
Berupa
benang halus, bercabang, dan saling berhubungan, setebal 1-2 um.
|
Serat
sangat halus dalam jalinan, dengan tebal 0,1 mikron.
|
Fungsi
|
Sebagai
bahan pengikat, memberi kekuatan dan daya regang yang besar
|
Memberi
sifat kenyal pada pembuluh darah dan sejumlah ligamen
|
Menyediakan
matriks dan tempat melekat untuk sel-sel, berupa jarring-jaring, sebagaimana
terdapat pada limfonodus, sumsum tulang, hati, limpa, dan kelenjar endokrin.
|
(Bajpai,1989:28).
Jaringan ikat yang menahan banyak jaringan dan
organ secara bersamaan di posisinya mengandung sel-sel yang tersebar dengan
fungsi yang bervariasi. Diantara sel-sel tersebut, terdapat dua tipe sel yang
mendominasi, yaitu Fibroblas dan Makrofag (Campbell dkk,2010:11).
a.
Fibrobals
Fibroblas
merupakan sel dengan bentuk tidak teratur, agak gepeng dengan banyak cabang.
Dari samping terlihat berbentuk fusiform. Sitoplasma bergranula halus dan
mempunyai inti lonjong, besar, di tengah. Fibroblas tua yang tidak aktif
disebut fibrosit, yang memiliki sedikit sitoplasma dan inti gepeng. Fibroblas
merupakan sel induk yang berperan membentuk dan meletakkan serat-serat dalam
matriks, terutama serat kolagen putih. Mereka mensekresi molekul tropokolagen
kecil yang bergabung dalam substansi dasar membentuk serat kolagen.
b.
Makrofag
(Histiosit)
Makrofag
terdapat satu-satu atau membentuk kelompok kecil. Mereka sanggup melakuikan
gerakan ameboid dan merupakan sel besar, tidak teratur, dengan cabang-cabang
sitoplasma. Sitoplasma granular dan bervakuol. Intinya berlekuk. Mereka
bersifat fagositik dan memiliki banyak lisosom di dalam sitoplasmanya untuk
menhidrolisis benda-benda yang ditelannya. Makrofag juga ikut berperan dalam
mekanisme pertahanan imunologis. Mereka mungkin menetap atau berpindah-pindah
dan banyak sel sedemikian dapat meleburkan diri membentuk sel sinsisium raksasa
(Bajpai,1989:26).
1.
Jaringan
Ikat Longgar
Jaringan ini terdapat pada hampir semua bagian
mikroskopik tubuh, karena merupakan materi pembungkus dan penambat dan medium
pembenam banyak struktur, termasuk pembuluh darah dan saraf. Semua unsur
struktur, sel, serat, dan substansi dasar terdapat padanya. Sel-sel yang paling
banyak dijumpai adalah fibrobals dan makrofag, namun jenis sel jaringan ikat
lainnya terdapat pula. Juga tampak serat-serat kolagen, elastin, dan retikulin
dalam jaringan ini, meskipun proporsi serat-serat retikulin hanya sedikit.
Jaringan ikat longgar mempunyai konsistensi lembut, ia fleksible,
vaskularisasinya sangat baik, dan tidak melampaui tahan regangan. Fungsi utama
jaringan ikat longgar adalah mengikat bagian-bagian tubuh agar bersatu dan
sekaligus memungkinkan gerakan diantara mereka (Junquiera dkk,1998:115).
2.
Jaringan
Ikat Padat
Jaringan ikat padat bercirikan serat-serat yang
berhimpitan. Pada tempat-tempat yang menghadapi tegangan dari segala penjuru,
serat-serat itu berupa berkas teranyam tanpa arah tertentu dan jaringan
demikian disebut tersusun tidak rapat.
Pada bangunan-bangunan yang menghadapi tegangan dalam satu jurusan, serat-serat
itu tersusun teratur parallel dan jaringan itu dikatakan tersusun teratur.
Fibroblas, pada tendo yang terpotong memanjang
terdapat berderet di antara serat-serat kolagen. Pada potongan melintang,
sel-sel ini tampak berbentuk stelata dengan cabang-cabang sitoplasma terjepit
diantara berkas kolagen. Aponeurosis mempunyai kondisi sama dengan tendo tetapi
berbentuk lebar dan pipih (Tambajong,1995:22-23).
3.
Jaringan
Lemak
Sel-sel lemak yang berhimpitan membentuk
lobul-lobul yang dipisahkan septa fibrosa. Terdapat jalinan kapiler darah
didalam dan diantara lobul-lobul.
Jaringan
lemak tidak bersifat static. Terdapat keseimbangan vital antara yang disimpan dan
yang dikeluarkan. Jaringan lemak dapat berkembang di sembarang tempat yang
banyak jaringan ikat longgarnya, pada manusia tempat bertimbun lemak yang
paling umum adalah pada jaringan di bawah kulit,mesenterium omentum, sumsum
tulang, dan di sekitar ginjal. Jaringan lemak berfungsi sebagai tempat
penampungan lemak dan juga sebagai bantal mekanik, menahan panas badan, dan
berperan pada sifat kelamin sekunder (Tambajong,1995:22).
4.
Jaringan
Rawan
Tulang rawan adalah bentuk jaringan ikat
khusus, dimana matriks ekstraselnya berkonsistensi padat, sehingga tulang rawan
ini memiliki daya kenyal yang memungkinkan jaringan ini menahan stress mekanik
tanpa mengalami distorsi. Fungsi tulang rawan yang lain adalah menunjang
jaringan lunak. Karena permukaannya licin dan berdaya kenyal, maka tulang rawan
merupakan daerah peredam guncangan dan permukaangesekan bagi sendi, sehingga
dengan demikian memudahkan gerak tulang (Junquiera,1998:127).
Tulang rawan terdiri atas tiga unsure
yaitu sel, serat, dan substansi dasar. Serat dan substansi dasar membentuk
substansi intersel (matriks). Matriks mengandung serat-serat kolagen yang
masing-masing meningkatkan daya rentang dan elastisitas. Baerdasarkan jenis
serat yang ada, maka dapat dibedakan tiga jenis tulang rawan, yaitu tulang
rawan hialin, tulang rawan elastin, dan fibrokartilago (Tambajong,1995:24).
5.
Tulang
Sebagai unsure utama dari kerangka dewasa,
jaringan tulang menunjang struktur berdaging, melindungi organ-organ vital
seperti yang terdapat dalam rongga cranium dan rongga dada, dan mengandung
sumsum tulang, tempat sel-sel darah dibentuk. Tulang juga berfungsi sebagai
cadangan kalsium, fosfat, dan ion lain yang dapat dibebaskan atau ditimbun
secara terkendali untuk mempertahankan konsentrasi tetap ion-ion penting ini
dalam cairan tubuh. Selain fingsi-fungsi ini, tulang membentuk system
pengungkit yang melipat gandakan kekuatan yang timbul akibat kontraksi oto
rangka, menghasilkan gerak tubuh (Junquiera,1998:136).
Tulang adalah jaringan ikat khusus yang terdiri
atas sel-sel dan matriks sel. Matriks mengandung unsure organic, terutama
serat-serat kolagen, dan unsure organic. Dapat dibedakan menjadi empat jenis
sel tulang, yaitu Osteoprogenitor, Osteoblas, Osteosit, Osteoklas
(Tambajong,1995:26).
6.
Darah
Darah adalah jaringan ikat khusus yang tersusun
atas elemen berbentuk, yaitu sel-sel darah, dan trombosit, dan suatu substansi
interseluler cair (plasma darah). Karena sifat plasma darah cair, maka diantara
sel-sel darah tidak didapati hubungan ruang yang pasti Ada dua jenis utama sel-sel
darah yang digambarkan menurut penampilannya dalam keadaan segar, tanpa
pulasan, yaitu eritrosit dan leukosit. Unsur-unsur berbentuk yang lain dalam
darah adalah keeping darah (trombosit). Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari
satu bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam
sistem kekebalan (Leeson dkk,1990:159).
3. Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya
menggerakkan organ-organ tubuh. Selnya memanjang
berbentuk serabut. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu
berkontraksi. Jaringan otot tersusun atas serat muskuler dan
jaringan ikat. Serat muskuler terdiri atas dinding (sarkolema), sarkoplasma,
dan miofibriler yang ditutupi atau diselubungi oleh bagain-bagian longitudinal
dan transversal dari reticulum sarkoplasmik.Jaringan ikat secara histologist
terdiri dari tiga macam, yaitu epimisium, perimisium, dan endomisium.
Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun
sel otot dapat memanjang dan memendek. Sel otot dapat
berkontraksi karena mengandung protein kontraktif yang di sebut miofibril.
Miofibril terbuat dari protein kontraktil aktin dan miosin. Serabut otot
tersusun menjadi berkas paralel yang kemudian membentuk otot.
1.
Jaringan
Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang
homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak
bergaris-garis. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh
darah, saluran pernafasan. Fungsi
otot polos yaitu bertanggung jawab terhadap kontraksi organ berongga seperti
pembuluh darah, saluran pencernaan, dan kandung kemih.
2.
Jaringan
Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian
besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Dinamakan otot lurik
karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang
berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain
dari otot lurik adalah otot bergaris melintang. Fungsi otot lurik untuk
menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras. Otot lurik terdapat pada rangka, lidah, bibir,
kelopak mata, dan diafragma.
3.
Jaringan
Otot Jantung/Miokardium
Jaringan
otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya
menyerupai otot lurik. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar
jantung
·
Perbedaan
dan Ciri-Ciri Macam-Macam Tipe Serat Otot
Serat Otot
Polos
|
Serat Otot
Rangka
|
Serat Otot
Jantung
|
|
A. Potongan
Memanjang
|
|||
Bentuk
|
Gelendong
|
Silinder panjang
|
Memanjang
bercabang
|
Ukuran
|
Kecil dan bervariasi
|
Sangat
panjang dan uniform
|
Panjang, tidak bervariasi
|
Gurat
|
Tidak ada
|
Sangat
jelas
|
Ada
|
Inti
|
Tunggal ditengah, lonjong
|
Banyak, gepeng memanjang dekat
membrane sel
|
Satu atau lebih di tengah, lonjong
|
B. Potongan
melintang
|
Bulatan berbagai ukuran, inti di
tengah
|
Bulatan seragam, inti banyak di
tepi
|
Bulatan hampir seragam, inti di
tengah
|
Cara kerja
|
Tak sadar
(involunter)
|
Sadar
(volunteer)
|
Tak sadar
(involunter)
|
Respon terhadap rangsang
|
Reaksi lambat terhadap rangsang,
reaksinya cepat lelah
|
Kontraksi cepat bila ada rangsang,
reaksinya mudah lelah
|
Reaksinya
teratur, tidak mudah lelah
|
(Bajpai,1989:66)
4. Jaringan
Saraf
Jaringan
saraf
adalah jaringan yang sangat rumit
(kompleks). Fungsi jaringan saraf sebagai penghantar
rangsang, yakni membawa rangsang dari alat penerima rangsang (reseptor) ke otak
kemudian diteruskan ke otot. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh sel-sel yang
sangat terspesialisasi yang disebut neuron (sel saraf), yang bersama sel-sel penyokongnya neuroglia (penyokong
neuron). Tiap
neuron atau sel saraf terdiri atas badan sel, cabang dendrite, dan cabang-cabang
akson. Cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga
membentuk jaringan saraf (Tambajong,1995:56).
Neuron adalah sel yang
berfungsi sebagai pembawa dan pengirim pesan/rangsang/sinyal (impuls saraf) dan
merupakan unit utama dari sistem saraf. Secara fungsional, neuron juga dapat
diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
a.
Neuron Motorik :
Mengawasi organ-organ efektor seperti oto dan kelenjar.
b.
Neuron Sensorik :
Yang menerima rangsang sensorik baik eksteroseptif maupun
Interoseptif
c.
Interneuron :
Menghubungkan neuron-neuron lain untuk membentuk
lingkaran
fungsional kompleks atau rantai neuron (Tambajong,1995:59).
Sedangkan neuroglia, adalah
sel yang tidak ikut berperan dalam transmisi impuls, tetapi menunjang
kerja neuron. Sel
ini berfungsi untuk menyatukan jaringan saraf susunan saraf pusat. Sel
neuroglia pada umumnya kecil, dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin.
IV.
METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat
1.
Mikroskop
4.2 Bahan
1.
Preparat
awetan jaringan ikat padat teratur,
2.
Preparat
awetan jaringan otot jantung
3.
Preparat
awetan jaringan otot polos
4.
Preparat
awetan jaringan otot lurik atau rangka esofagus
5.
Preparat
awetan jaringan epitel pipih berlapis tidak mentanduk
6.
Preparat
awetan jaringan epitel kolumner selapis pada usus halus
4.3 Cara Kerja
4.3.1
|
![]() |
||||
![]() |
||||
![]() |
||||
|
4.3.2
|
![]() |
![]() |
||
|
4.3.3
|
![]() |
||||
![]() |
||||
|
4.3.4
|
![]() |
||||
![]() |
||||
![]() |
||||
|
4.3.5
|
![]() |
||||
![]() |
||||
![]() |
||||
|
4.3.6
|
![]() |
||||
![]() |
||||
![]() |
||||
|
V.
HASIL PENGAMATAN
5.1 Jaringan ikat padat teratur
Keterangan :
1. Fibroblas
2. Serabut
kolagen
·
Menggunakan perbesaran 400 kali
|
5.2 Jaringan otot jantung
Keterangan :
1. Nukleus
2. Garis gelap
terang
·
Menggunakan perbesaran 400 kali
·
Berbentuk serabut
|
5.3 Jaringan otot polos
Keterangan :
1. Inti sel
2. Membran sel
·
Menggunakan perbesaran 400 kali
|
5.4 Jaringan otot rangka esofagus
Keterangan :
1. Inti sel
2. Otot lurik
3. Lumen /
rongga
·
Menggunakan perbesaran 100 kali
|
5.5 Jaringan epitel pipih berlapis tidak menunduk
Keterangan :
1. Membran
basalis
2. Inti sel
3. Epitel
pipih berlapis
4. Lumen /
rongga
·
Menggunakan perbesaran 100 kali
|
5.6 Jaringan kolumner selapis pada usus halus
Keterangan :
1. Epitel
kolumner
2. Lumen /
rongga
·
Menggunakan perbesaran 100 kali
|
VI.
PEMBAHASAN
Sekelompok sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama disebut jaringan. Pada garis besarnya,
jaringan hewan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu
1.
Jaringan
Epitel
ü Pengertian : Jaringan yang membungkus permukaan
tubuh baik yang diluar (Ephitel), baupun bagian dalam (endothelium), karena
membungkus maka dipastikan letaknya pasti paling luar berhubungan dengan udara.
ü Penyusun : Tersusun oleh sel-sel berisi dan
bersudut banyak (polygonal) yang berhimpit padat atau rapat sehingga tidak ada
ruang antar sel, dengan sedikit atau tanpa substansi interseluler diantaranya. Bagian penyusunnya yaitu membrane basal dan lamina basal. Membrane
basal tersusus atas lamina
basalis, lamina fibroretikularis, dan Substansi dasar yang mengandung
protein polisakarida.
ü Fungsi : Sebagai pelindung, sebagai alat
sekresi, sebagai alat penerima implus, sebagai alat penyaring atau filtrasi,
sebagai alat absorpsi, Sebagai alat respirasi. Dalam rangka fungsinya sebagai
pelindung, biasanya epiyel sendiripun diberi pelindung yaitu lapisan tanduk
(korneum), silia, dan lapisan lender.
ü Ciri-ciri :
Dapat
ditemukan di seluruh tubuh, Berbentuk pipih, batang dan kubus, Bentuk sel
penyusunnya bervariasi bergantung pada fungsi dan letaknya, Tidak terdapat
material di antara sel-sel penyusunnya, Sebagai penutup dan kelenjar, Tersusun sel dan
molekul ekstraseluler yang berbentuk matriks yang berguna untuk mengikat
jaringan dengan bagian bawahnya , Mempunyai sebuah permukaan
yang tidak berhubungan dengan jaringan lain, sedangkan pada permukaan lainnya
berhubungan dengan membrane bawahnya, Beberapa jenis epitel
menunjukkan spesialisasi yaitu berupa tonjolan jaringan untuk memperluas
permukaan, memindahkan partikel asing atau untuk pergerakan
ü Klasifikasi berdasarkan bentuk dan susunannya
dibedakan atas epitel selapis gepeng, epitel selapis kuboid, epitel selapis
kolumner, epitel bertingkat, epitel berlapis gepeng, epitel berlapis kuboid,
epitel berlapis kolumner, dan epitel transisional.
2.
Jaringan
Ikat
ü Pengertian : Kelompok jaringan dalam tubuh yang
mempertahankan bentuk tubuh dan organ dan menyediakan kohesi dan dukungan
internal.
ü Penyusun : Jaringan ikat tersusun dari sel-sel
jaringan dan matriks. Matriks tersusun oleh serabut dan bahan dasar (cairan
ekstraseluler). Serat dan bahan dasar matriks yaitu serat kolagen tersusun dari
protein dan berfungsi untuk menghubungkan otot dan tulang, serat retikulin
tersusun dari protein dan berfungsi untuk menghubungkan jaringan ikat dengan
jaringan yang lain, dan serat elastin tersusun atas elastin yang terdiri dari
mikopolisakarida dan protein serta dikelilingi glikoprotein yang disebut
fibrilin serta fungsinya memberi sifat kenyal pada pembuluh darah dan sejumlah
ligament.Sel jaringan ikat tersiri dari fibroblast dan makrofag. Fibroblas
merupakan sel induk yang berperan membentuk dan meletakkan serat-serat dalam
matriks, terutama serat kolagen putih. Mereka mensekresi molekul tropokolagen
kecil yang bergabung dalam substansi dasar membentuk serat kolagen. Makrofag merupakan sel – sel
ameboid yang dapat di temukan di sebuah jaringan . Makrofag berfungsi menelan
bakteri dan sel mati melalui proses yg di sebut fagositosis
ü Fungsi : sebagai pengikat, penyokong, serta
penghubung satu jaringan dengan jaringan yang lain
ü Ciri-ciri : Adanya
sel-sel, Adanya serabut atau serat, Adanya bahan dasar (matrix) atau bahan antar sel.
ü Jaringan ikat dibedakan menjadi jaringan ikat
longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, dan
darah.
3.
Jaringan
Otot
ü Pengertian : Jaringan yang mampu melaksanakan
kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi
ü Penyusun : Jaringan otot tersusun atas serat
muskuler dan jaringan ikat. Serat muskuler terdiri atas dinding (sarkolema),
sarkoplasma, dan miofibriler yang ditutupi atau diselubungi oleh bagain-bagian
longitudinal dan transversal dari reticulum sarkoplasmik. Jaringan ikat secara
histologist terdiri dari tiga macam, yaitu epimisium, perimisium, dan
endomisium
ü Fungsi : Pergerakan anggota tubuh
ü Jaringan otot dikelompokkan menjadi Otot polos,
otot kurik, dan otot jantung
4.
Jaringan
saraf
ü Pengertian : Bagian khusus yang bereaksi
terhadap rangsangan dan menghantarkan implus ke berbagai organ dalam tubuh yang
menbawa respon terhadap stimulus.
ü Penyusun : tersusun atas sel-sel sarat atau
neuron dan neuglia (penyokong neuron). Tiap neuron atau sel saraf terdiri atas
badan sel, cabang dendrite, dan cabang-cabang akson.
ü Fungsi : Sebagai penghantar rangsang, yakni
membawa rangsang dari alat penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian
diteruskan ke otot.
ü Ciri-ciri : Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri
khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang, Sel
saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat, Sel
saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan, Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan
golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan
melalui sel neuroglia yang menyelubunginya, Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson
ü Terdapat tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf
sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung.
Perbedaan dan Ciri-Ciri antara Otot polos, Otot
lurik, dan Otot Jantung
1.
Otot Polos
Bila dipotong memanjang sel-selnya berbentuk
gelendong (fusiform) memanjang dengan inti tunggal di pusat. Ukurannya kecil
dan bervariasi. Tidak ada gurat-gurat melintang. Bila dipotong melintang
sel-selnya berbentuk bulatan berbagai ukuran dan intinya di tengah. Otot polos
berkonraksi lambat karena tidak setiap serat mendapat saraf. Bekerjanya secara
tak sadar (involunter).
2.
Otot Lurik
Bila dipotong memanjang selnya berbentuk
silinder panjang dengan inti banyak berbentuk gepeng memanjang terletak di
dekat membrane sel. Ukurannya sangat panjang dan uniform. Guratan gelap terang
sangat jelas. Bila dipotong melintang selnya berbentuk bulatan seragam,
mempunyai inti banyak yang berada ditepi. Bila diperiksa dengan cahaya
transmisi, setiap serat terlihat bergurat halus memanjang dan bergurat
melintang nyata berganti-ganti gurat gelap dan terang. Otot lurik berkontraksi
cepat bila ada rangsang dan reaksinya cepat lelah. Bekerjanya berdasarkan
kehendak (volunteer).
3.
Otot
Jantung
Bila dipotong memanjang selnya berbentuk
silinder panjang yang bercabang dan berkesinambungan dengan inti satu atau
lebih yang berbentuk lonjong dan terletak di tengah. Ukurannya panjang dan
tidak bervariasi. Guratan gelap terang terlihat. Bila dipotong melintang selnya
berbentuk bulatan hamper seragam dan mempunyai inti di tengah. Otot jantung
berkontraksi secara teratur. Bekerjanya tidak dipengaruhi oleh saraf pusat atau
secara tak sadar (involunter).
Pengamatan pada praktikum kali ini adalah
pengamatan pada jaringan hewan. Bahan yang digunakan adalah berupa preparat
awetan jaringan hewan. Pengamatan pertama yaitu pengamatan pada jaringan ikat padat teratur. Fungsi yang paling umum
dari jaringan ikat (connectivet issue) adalah untuk mengikat dan mendukung
jaringan-jaringan lain di dalam tubuh. Pada pengamatan jaringan ikat padat
teratur ini menggunakan perbesaran 400 kali dan hasil nya
dapat diketahui bahwa berbentuk serat-serat yang berhimpitan. Pada bangunan-bangunan yang menghadapi
tegangan dalam satu jurusan, susunan itu tersusun teratur paralel dan jaringan
ini dikatakan tersusun beraturan, terdapat fibroblas dan serabut kolagen.
Fibroblas ini akan membentuk serabut kolagen, hal ini sama dengan yang
dikemukakan oleh Bajpai (1989) bahwa Fibroblas merupakan sel induk yang
berperan membentuk dan meletakkan serat-serat dalam matriks, terutama serat
kolagen putih. Mereka mensekresi molekul tropokolagen kecil yang bergabung
dalam substansi dasar membentuk serat kolagen. Fungsi dari fibroblast adalah
untuk mensekresikan protein, dan fungsi dari serabut kolagen adalah sebagai
bahan pengikat, memberi kekuatan dan daya regang yang besar.
Pada pengamatan kedua
yaitu pengamatan pada jaringan otot jantung. Fungsi otot
jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung. Pada pengamatan jaringan otot jantung ini
menggunakan perbesaran 400 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa selnya
berbentuk silinder panjang yang bercabang dan berkesinambungan dengan inti satu
atau lebih yang berbentuk lonjong dan terletak di tengah. Ukurannya panjang,
tidak bervariasi, dan terdapat garis gelap terang. Adanya garis gelap terang
ini karena adanya myofibril, masing-masing miofibril terbagi menjadi pita gelap
dan pita terang. Di tengah pita gelap terdapat bagian terang yang disebut zona
H. Di tengah zona H terdapat garis gelap, yaitu garis A. Sementara itu ditengah
pita terang terdapat garis gelap yaitu garis Z. Inti dari
jaringan otot jantung ada satu atau lebih. Hal ini seuai dengan fugsi otot jantug yang berfungsi untuk mengatur gerak jantung.
Pada pengamatan ketiga
yaitu pengamatan pada jaringan otot polos. Fungsi otot polos yaitu bertanggung
jawab terhadap kontraksi organ berongga seperti pembuluh darah, saluran
pencernaan, dan kandung kemih. Pada pengamatan jaringan otot polos ini
menggunakan perbesaran 400 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa sel-selnya
berbentuk gelendong (fusiform) memanjang dengan inti tunggal di pusat dan
terdapat membrane sel untuk tempat transportasi. Ukurannya kecil dan
bervariasi. Tidak ada gurat-gurat melintang. Bentuk gelendong ini terjadi karena pada bagian otot polos gerakan nya bergantian. Ada yang
memanjang dan ada yang memendek. Sehingga terdapat bagian yang memanjang dan
mengerucut di tepi, dan terdapat gelendong di tengah. Inti pada otot polos
terdapat satu di tenggah. Hal ini agar kerja otot lebih terfokus
Pada pengamatan keempat
yaitu pengamatan pada jaringan otot rangka atau lurik pada esophagus. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka
dari benturan keras. Pada
pengamatan jaringan otot rangka ini menggunakan perbesaran 100 kali dan
hasilnya dapat diketahui bahwa jaringan ini terdapat otot lurik dan rongga atau
lumen. Saya akan lebih menjelaskan tentang otot lurik, otot lurik selnya
berbentuk silinder panjang dengan inti banyak berbentuk gepeng memanjang terletak
di dekat membrane sel. Ukurannya sangat panjang, uniform, dan terdapat guratan
gelap terang sangat jelas. Adanya garis gelap terang ini karena adanya
myofibril, masing-masing miofibril terbagi menjadi pita gelap dan pita terang.
Di tengah pita gelap terdapat bagian terang yang disebut zona H. Di tengah zona
H terdapat garis gelap, yaitu garis A. Sementara itu ditengah pita terang
terdapat garis gelap yaitu garis Z.
Pada pengamatan kelima
yaitu pengamatan pada jaringan epitel pipih berlapis tidak menanduk. Pada
epitel pipih berlapis tidak menanduk dijumpai pada permukaan yang basah,
misalnya pada rongga mulut, esophagus, epiglottis dan vagina. Pengamatan kali
ini kami menggunakan bagian esophagus sama seperti pada pengamatan otot rangka.
Fungsi epitel pipih berlapis yaitu sebagai pelindung terhadap pengaruh luar,
pelindung saluran dalam, dan penghasil mucus. Pada pengamatan jaringan epitel
pipih berlapis menunduk menggunakan perbesaran 100 kali dan hasilnya dapat
diketahui bahwa jaringan ini terdapat rongga atau lumen, inti, dan membran
basalis. Membran basalis mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai tempat
melekatnya sel-sel epitel pada jaringan ikat dibawahnya, sebagai barrier untuk
mencegah masuknya organism ke bagian dalam tubuh, mencegah kehilangan air dan
cairan sel dari tubuh, bekerja sebagai filter selektif, dan mempertahankan
bentuk jaringan epitel di bawahnya
Pada pengamatan keenam
yaitu prngamatan pada jaringan epitel kolumner selapis pada usus halus. Fungsi
epitel kolumner adalah untuk sekresi dan penyerapan nutrisi. Pada pengamatan
jaringan epitel kolumner menggunakan perbesaran
100 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa jaringan ini terdapat lumen
atau rongga dan epitel kolumner. Epitel kolumner memiliki beberapa proyeksi
kecil, seperti rambut pada permukaan yang disebut mikrovili.
VII.
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan praktikum tentang jaringan pada hewan, dapat
disimpulkan bahwa jaringan-jaringan penyusun pada hewan adalah sebagai berikut:
a.
Jaringan epitel, Jaringan epitel terdiri atas sel-sel polyhedral
yang berhimpit padat dengan sangat sedikit substansi antar sel. Susunannya rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Jaringan epitel terdiri
atas :
·
Epitel
Selapis : epitel pipih selapis, epitel kubus selapis,
epitel kolumner selapis.
·
Epitel
Bertingkat.
·
Epitel
Berlapis : epitel berlapis gepeng, epitel berlapis kuboid, epitel berlapis
kolumner, epitel transisional.
b.
Jaringan ikat, Fungsi yang paling umum dari jaringan ikat
(connectivet issue) adalah untuk mengikat dan mendukung jaringan-jaringan lain
di dalam tubuh. Jaringan ikat terdiri dari populasi sel-sel longgar yang
tersebar di seluruh matriks ekstraselular. Letak selnya
berjauhan. Berdasarkan strukturnya, jaringan ikat dibedakan menjadi : jaringan
ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, dan darah.
c.
Jaringan otot, Jaringan
otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.
Selnya memanjang berbentuk serabut. Ada tiga macam jaringan otot : otot polos,
otot lurik, dan otot jantung.
d.
Jaringan saraf, merupakan
jaringan yang sangat rumit
(kompleks). Namun pada dasarnya jaringan ini terdiri dari dua jenis sel saja,
yaitu neuron (sel saraf) dan neuroglia (penyokong neuron).
7.2 Saran
Dalam
melakukan kegiatan praktikum tentang jaringan-jaringan pada hewan perlu banyak
perbaikan, kerena dalam praktikum kali
ini para
praktikan masih belum bisa mengamati semua
jaringan-jaringan penyusun pada hewan. Diharapkan pada praktikum jaringan selanjutnya bahan preparat awetan
lebih dilengkapi lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Bajpai, R.N. 1989. Histologi Dasar Edisi 4. Jakarta:Binarupa Aksara
Campbell, Neil A dkk. 2010. Biologi Jilid 3. Jakarta:Erlangga
Junquiera, L. Carlos dkk. 1998. Histologi Dasar Edisi 8. Jakarta:Buku
Kedokteran
EGC
Leeson, C. Roland dkk. 1990. Buku Ajar Histologi. Jakarta:Buku
Kedokteran EGC
Tambajong, Jan. 1995. Sinopsis Histologi. Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Tim Dosen Pembina. 2015. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember:Universitas
Jember
LAMPIRAN
A.
Cover Buku
Reverensi Laporan Praktikum Jaringan pada Hewan






B. Foto Jaringan pada Hewan
Jaringan Ikat Padat
Teratur Jaringan
Otot Jantung
![]() |
![]() |


Jaringan
Epitel Pipih Berlapis Epitel
Kolumner Selapis pada Usus


0 komentar:
Posting Komentar