I.
JUDUL
II.
TUJUAN
2.1
Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan.
2.2
Menggambarkan bermacam- macam bentuk sel.
III.
DASAR TEORI
Penemuan mikroskop oleh A.Leeuwenhoek
telah banyak membantu para ahli dalam kegiatan penelitiannya. Robert Hooke
seorang ilmuwan Inggris pada pertengahan abad XVIII, dengan memanfaatkan
mikroskop, berhasil menjadi orang pertama yang melihat adanya ruang-ruang kecil
yang dibatasi dinding-dinding pada irisan jaringan tumbuhan. Ruang-ruang kecil
ini dinamakan Cella (sel) (Arthur
Fathoni,2015).
Dua abad kemudian, yaitu pada permulaan
abad XIX, Johannes Parkinye memperkenalkan istilah “protoplasma” untuk cairan
yang terdapat dalam sel hidup. Pada tahun yang sama, Matthias Schleiden seorang
ahli botani dan Theodor Schwann ahli Zoologi merumuskan suatu generalisasi yang
kemudian berkembang menjadi “teori sel”, bahwa sel adalah unit struktural dan
fungsional dari semua organisme, unit dasar yang mempunyai semua ciri khas
makhluk hidup. Suatu penegasan lagi dikemukakan oleh Rudolf Virchow yang
mengatakan Omnis Cellula-Cellula yang artinya bahwa semua sel berasal dari sel
pula. Dengan demikian, sel merupakan unit pertumbuhan pada makhluk hidup
sehingga, menurut August Weismann, nenek moyang makhluk hidup dapat ditelusuri.
Beberapa
ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian
muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel
diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat
struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti
berikut.
Robert Hooke
(1635-1703)
Ia mencoba melihat
struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya
diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat
secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga
tersebut dinamakan sel.
Schleiden
(1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
Mereka mengamati
sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap
tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang
menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari
tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata
dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari
banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan
adalah sel.
Robert Brown
Pada tahun 1831,
Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda
kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau
nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam
sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala
proses yang terjadi di dalam sel.
Felix Durjadin dan
Johannes Purkinye
Pada tahun 1835,
setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat
ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.
Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa
protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat
terjadinya proses hidup.
Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya
melahirkan beberapa teori sel antara lain:
» sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
» sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
» sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
» sel merupakan unit hereditas.
Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya
peranan sel karena hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup
dipengaruhi oleh sel (Arthur
Fathoni,2015).
Sel merupakan unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh makhluk
hidup. Sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung
dalam sel. Sel dan zat intraselular membentuk keseluruhan jaringan tubuh (Ethel
Sloane,2004:34).
Pada mahluk hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus
dilakukan oleh sel-sel itu sendiri (Tim Dosen Pembina, 2015:3).
Sel
hewan dan manusia menunjukkan keragaman yang sangat luas dalam bentuk dan
ukurannya. Hal tersebut sangat erat hubungannya dengan fungsi khususnya
masing-masing. Hanya sedikit dari sel-sel jaringan yang menetap dapat
mempertahankan bentuk aslinya yang seperti bola. Mereka berubah bentuk karena
adanya berbagai tekanan mekanik. Mereka berubah menjadi polyhedral, kolumner,
gepeng, seperti kumparan (fusiform) atau mempunyai tonjolan panjang (sel
saraf). Ukuran sel sangat variable, dari beberapa micron (paling kecil 4
mikron) sampai mencapai beberapa cm diameternya (telur burung). Walaupun sel
berbeda jenisnya mempunyai ukuran yang bervariasi, namun terdapat batas
tertentu baik untuk ukuran yang terkecil ataupun ukuran terbesar (Subowo,1989 :
78)
Bentuk dan Ukuran Sel
Bentuk
dan ukuran sel bermacam-macam, tergantung pada tempat dan fungsi dari jaringan
yang disusunnya. Organel di dalam sel mempunyai fungsi yang berbeda satu sama
lainnya. Berdasarkan ada tidaknya dinding/ selaput inti, maka sel dibedakan
menjadi dua yaitu:
1.
Sel Prokariotik
Sel prokariotik tidak mempunyai membran inti dan sistem endomembrane
seperti retikulum endoplasma dan kompleks golgi. Selain itu, tidak memiliki
mitokondria dan kloroplas.
Sel prokariotik terdapat pada bakteri dan alga biru, dengan ciri-ciri sitoplasma dan materi genetik bercampur,
sehingga materi inti tidak dibatasi oleh membran inti melainkan hanya mengumpul
pada daerah yang disebut nukleoid (Larasati Aqila,2013)
2.
Sel
Eukariotik
Sel yang memiliki membran inti. Satu
dari dua macam tipe sel, memiliki inti. Intinya memiliki struktur yang besar
yang mengendalikan kerja sel sebab berisi gen-gen. Baik tumbuhan maupun hewan
memiliki sel-sel eukatiotik (Fida Rachmadiarti, 2005 : 31)
Berikut ini adalah tabel perbedaan
sel Prokariotik dan Eukariotik
Aspek pembeda
|
Prokariotik
|
Eukariotik
|
Organisme
|
Bakteri dan sianobakteria
|
Fungi, tumbuhan dan hewan
|
Ukuran sel
|
Dengan matra linier 1-10 µm
|
Dengan matra linier 10-100 µm
|
Metabolisme
|
Anaerobik atau aerobik
|
Aerobik
|
Organela
|
Tidak jelas
|
Nukleus, mitikondria, kloroplas, retikulum endoplasma dll
. |
DNA
|
Letak : disitoplasma
bentuk : sirkular
|
Letak : dinukleuplasma
Bentuk : benang halus panjang
|
RNA & protein
|
RNA dan protein disintesis di tempat yang sama
|
RNA disintesis di nukleus
Protein disintesis di nukleus
|
Sitoplasma
|
Tanpa sitokelet, tidak ada gerakan sitoplasmik, proses
endositotis/eksositosis
|
Memiliki endoskelet, terjadi gerakan sitoplasmik, proses endositis
maupun eksositosis
|
Pembelahan sel
|
Kromatik ditarik dengan jalan melekat pada selaput plasma
|
Kromosom dipisahkan oleh aparatus, mitosis yang terdiri atas filamen
sitoskeletik
|
Organisasi sel
|
Sebagian unisel
|
Sebagian besar multiseluler dengan diferensiasi menjadi sel khusus
|
Ø Perbedaan utama antara sel prokariotik dan sel eukariotik adalah lokasi
DNA-nya, seperti yang tercermin dalam nama kedua jenis sel ini. Dalam sel eukariotik (eukaryotic cell), sebagian
besar DNA berada dalam organel yang disebut nukleus,
yang dibatasi oleh membran ganda. (Kata eukaryotic
berasal dari kata Yunani, eu, sejati,
dan karyon, bagian dalam biji, disini
mengacu pada nukleus). Dalam sel
prokariotik (prokaryotik cell,
dari kata Yunani, pro, sebelum dan karyon), DNA terkonsentrasi diwilayah
yang tidak terselubung oleh membran, disebut nukleoid (nucleoid).
Interior sel prokariot disebut sitoplasma
(cytoplasm). Istilah ini juga
digunakan untuk menyebut wilayah di antara nukleus dan membran plasma pada sel
eukariotik. Dalam sitoplasma sel eukariot, terdapat berbagai macam organel
dengan bentuk dan fungsinya yang terspesialisasi, yang tersuspensi dalam
sitosol. Struktur yang dibatasi membran ini tidak ditemukan pada sel prokariot.
Dengan demikian, adanya atau tidak-adanya nukleus sejati hanya salah satu
contoh perbedaan kompleksitas struktural antara kedua tipe sel. (Campbell, dkk.
2010 : 106-107).
Ada dua macam sel eukariotik
yang mempunyai materi penyusun relative berbeda, yaitu sel hewan dan sel
tumbuhan. Sel
tumbuhan dan sel hewan mempunyai
persamaan dadsar mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari bagian sel-selnya. Tetapi sel tumbuhan dan sel
hewan memiliki sedikit perbedaan yang dikarenakan perbedaan kebutuhan diantara
keduanya.
Berikut ini adalah tabel perbedaan
Sel Tumbuhan dan sel Hewan
No.
|
Pembeda
|
Sel hewan
|
Sel tumbuhan
|
1.
|
Nukleus
|
Ada
|
Ada
|
2.
|
Retikulum Endoplasma
a. Kasar
b. Halus
|
Ada
Ada
|
Ada
Ada
|
3.
|
Lisosom
|
Ada
|
Tidak ada
|
4.
|
Flagella dan Silia
|
Ada
|
Tidak ada
|
5.
|
Mikrofilamen
|
Ada
|
Ada
|
6.
|
Mikrotubulus
|
Ada
|
Ada
|
7.
|
Mikrofilik
|
Ada
|
Ada
|
8.
|
Peroksisom
|
Ada
|
Ada
|
9.
|
Mitokondria
|
Ada
|
Ada
|
10.
|
Sentrosom
|
Ada
|
Tidak ada
|
11.
|
Ribosom
|
Ada
|
Ada
|
12.
|
Kloroplas
|
Tidak ada
|
Ada
|
13.
|
Plasmodesma
|
Tidak ada
|
Ada
|
14.
|
Filamen intermediet
|
Ada
|
Ada
|
15.
|
Vakuola
|
Tidak ada
|
Ada
|
16.
|
Dinding sel
|
Tidak ada
|
Ada
|
17.
|
Aparatus golgi
|
Ada
|
Ada
|
18.
|
Sentriol
|
Ada
|
Tidak ada
|
Ø Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena sel tumbuhan
mempunyai dinding sel, vakuola, dan kloroplas. Sedangkan sel hewan mempunyai
perbedaan dari sel tumbuhan selain tidak mempunyai dinding sel, kloroplas,
tidak lazim punya vakuola, juga sel hewan mempunyai lisosoma, sentrosoma yang
didalamnya terdapat dua sentriol, serta kemungkinan flagella pada sel-sel
tertentu. Dalam hal adanya membran plasma, mitokondria, retikulum endoplasma,
aparat golgi, nukleus/inti sel pada sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai
persamaan. (Tim Dosen Pembina. 2015 : 3).
Organel-Organel yang Ada di Dalam
Sel
1.
Nukleus
Nukleus mengandung sebagian besar
gen dalam sel eukariotik (sebagian gen terletak pada mitokondria dan
kloroplas). Nukleus umumnya merupakan organel yang paling menojol dalam sel
eukariotik, dengan diameter sekitar 5 mikrometer (Campbell,
dkk. 2010 : 108).
2.
Retikulum
Endoplasma
RE merupakan jejaring membrane yang
sedemikian ekstensif sehingga menyusun lebih dari separuh total membrane dalam
banyak sel eukariotik.
-RE halus
RE halus berfungsi dalam berbagai proses metabolik, yang
bervariasi menurut tipe sel. Proses-proses ini antara lain adalah sintesis
lipd, metabolisme karbohidrat, serta detoksifikasi obat-obatan dan racun.
-RE kasar
Banyak jenis sel menyesekresikan protein yang dihasilkan
oleh ribosom yang melekat pada RE kasar. Selain membuat protein sekresi, RE kasar merupakan pabrik membrane untuk
sel (Campbell, dkk. 2010 : 113-114).
3.
Lisosom
Lisosom mempunyai struktur agak
bulat yang dibatasi membrane tunggal. Diameternya sekitar1,5 mikrometer.
Lisosom dihasilkan oleh apparatus golgi yang penuh dengan protein. Lisosom
berperan penting dalam matinya sel. Bila sel luka atau mati, lisosomlah yang
membantu dalam menghancurkannya. Hal ini bermanfaat sekali sehingga sel sekat
dapat menggantikan yang rusak tadi. Lisosom terutama ditemukan dalam segala
macam sel hewan (John W. Kimball,1983 : 99-100)
4.
Flagella dan Silia
Banyak sel memiliki perpanjangan
seperti cemeti, baik yang pendek-pendek (silia) maupun yang panjang-panjang
(flagella). Flagella dan silia pada umumnya ditemukan pada
ganggang, cendawan, protozoa, hewan kecil (mikroskopik) lain, sel khusus pada
hewan dan sel kelamin pada tumbuhan tingkat rendah tertentu serta pada
gymnospermae. Struktur serupa rambut ini keluar dari permukaan sel dan sanggup
bergerak maju mundur dengan kecepatan tinggi.
5.
Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah batang batang
yang berdiameter sekitar 7 nm. Mikrofilamen tdisebut juga filament aktin karena
tersusun atas molekul-molekul aktin, sejenis protein globular. Mikrofilamen
tampaknya ditemukan pada semua sel eukariotik (Campbell,
dkk. 2010 : 125).
6.
Mikrotubulus
Semua sel eukariotik memiliki
mikrotubulus. Mikrotubulus membentuk dan menyokong sel, serta berperan sebagai
jalur yang dapat disusuri oleh organel yang dilengkapi dengan protein motorik.
Mikrotubulus juga memisahkan kromosom saat pembelahan sel (Campbell,
dkk. 2010 : 121-122).
7.
Peroksisom
Peroksisom besarnya hamper sama
dengan lisosom, peroksisom juga dibatasi oleh membrane tunggal. Peroksisom
dapat berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidratdan dalam perubahan
purin dalam sel. Pada hewan, peroksisom ternyata terkurung dalam sel-sel hati
dan ginjal. Pada tumbuhan terdapat dalam berbagai tipe sel. Baik pada tumbuhan
dan hewan, mungkin peroksisom dihasilkan oleh reticulum endoplasmic (John W.
Kimball,1983 :101)
8.
Mitokondria
Mitokondria merupakan organel yang mengubah energi menjadi
bentuk yang dapat digunakan untuk kerja oleh sel. Mitokondria (mitochondria, unggal
mitokondrion) merupakan tempat
respirasi seluler, proses metabolik yang menghasilkan ATP dengan cara mengambil
energi dari gula, lemak, dan bahan bakar lain dengan bantuan oksigen.
(Campbell, dkk. 2010 : 118).
9.
Sentrosom
Pada umumnya sel hewan memilki sentrosom, letaknya pada
sitoplasma dekat membran inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol,
sebuah sentrosom terbentuk dari 9 sel tabung masing-masing sel terdiri atas 3 buah
mikrotubul berfungsi menggerakkan kromosom pada saat pembelahan sel.
10. Ribosom
Ribosom berukuran sangat kecil, diameter 20-25 nm, terdapat
pada sitoplasma secara bebas/menempel pada retikulum endoplasma. Ribosom
sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein. Ribosom ini juga terdapat pada
sel hewan dan sel tumbuhan. Pada sel tumbuhan ribosom biasanya letaknya
menyebar, sedangkan pada sel hewan menyebar dan ada juga menempel pada
retikulum endoplasma.
11. Kloroplas
Kloroplas mengandung pigmen hijau daun yang bernama
klorofil, serta berbagai enzim dan molekul lain yang berfungsi dalam produksi
gula secara fotosintesis. (Campbell, dkk. 2010 : 119).
12. Vakuola
Terdapat pada sel hewan maupun pada sel tumbuhan. Hanya
saja pada sel tumbuhan tampak lebih besar dan jelas terutama pada sel yang
sudah tua. Vakuola pada sel tumbuhan dikelilingi membran tunggal disebut
tonoplas. Vakuola sel tumbuhan umumnya berisi air, phenol, anthosianin,
alkaloid, dan protein.
13. Dinding sel
Terdapat pada tumbuhan, terbentuk dari bahan polisakarida
yaitu selulosa. Berperan dalam turgiditas sel (kekakuan), sehingga bentuk sel
tumbuhan tidak berubah-ubah. Dinding sel dibagi menjadi lamella tengah, dinding
sel pertama dan dinding sel kedua. (Campbell, 2010:127-128)
14. Aparatus golgi
Aparatus golgi dijumpai pada hamper
semua sel tumbuhan dan hewan. Terdiri dari setumpuk saku pipih yang dibatasi
membran. Aparatus golgi juga merupakan situs sintesis polisakarida (John W.
Kimball,1983 : 99)
IV.
METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat
a.
Mikroskop
b.
Gelas Objek dan Gelas penutup
c.
Pipet tetes
d.
Skalpel
e.
Silet tajam
f.
Gelas beaker
4.2 Bahan
a.
Sel epitel rongga mulut
b.
Umbi lapis bawang merah
c.
1 helai
serabut kapuk randu
d.
Bayam duri
e.
Rumput
f.
Air
g.
Alkohol 70%
h.
Methilen blue
4.3 Cara Kerja
4.3.1 Mengamati sel hewan (bahan : epitel rongga
mulut)
|
||||
![]() |
||||
|
||||
![]() |
||||
|
||||
![]() |
||||
|
||||
![]() |
||||
|
||||
![]() |
||||
|
||||
![]() |
||||
|
||||
![]() |
||||
|
4.3.2 Mengamati bentuk sel tumbuhan (bahan : sel
bawang merah)
|
||||||
![]() |
||||||
![]() |
||||||
|
||||||
![]() |
||||||
|

|
||||
![]() |
||||
|
||||
![]() |
4.3.3 Mengamati bentuk sel tumbuhan (bahan : 1 helai
serabut kapuk randu)
|
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
|
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
|
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
|
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
|
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
|

|

|


|
|
||||
![]() |
||||
|
|
4.3.5 Mengamai bentuk sel tumbuhan
(bahan : epidermis daun rumput)
|
![]() |
||||||||
|
||||||||
![]() |
||||||||
|
||||||||
![]() |
||||||||
|
||||||||
![]() |
||||||||
|
||||||||
![]() |
||||||||
|
V.
HASIL PENGAMATAN
5.1 Sel hewan epitel rongga mulut
Keterangan :
1. Membran sel
2. Inti sel
3. Sitoplasma
·
Bentuknya tidak beraturan
(Irregular) karena tidak mempunyai dinding sel
·
Menggunakan
perbesaran 100 x
|
Keterangan
1.
Dinding
sel
2.
Sitoplasma
·
Bentuknya
teratur (Regular) karena memiliki dinding sel
·
Bentuk
sel Elongata
·
Menggunakan
perbesaran 100 x
|
5.2 Tumbuhan bawang merah (Allium cepa)
5.2 Sel
5.2
5.3 Sel tumbuhan kapuk randu (Ceiba petandra)
Keterangan
1.
Dinding
sel
2.
Sekat
(interspace)
3.
Sitoplasma
·
Bentunknya
teratur (Regular) karena memiliki dinding sel
·
Bentuk
sel Elongata
·
Menggunakan perbesaran 100 x
|
5.4 Sel tumbuhan epidermis bawah bayam duri (Amaranthus spinosus)
Keterangan
1.
Dinding
sel
2.
Sitoplasma
3.
Kloroplas
4.
Stomata
5.
Sel
penjaga (guard sel)
·
Fungsi :
Melindungi sel bagian dalam
·
Bentuk
sel tidak beraturan
·
Menggunakan
perbesaran 400 x
|
5.5 Sel tumbuhan epidermis bawah daun rumput (Gramineae)
![]() |
VI.
PEMBAHASAN
Sel
merupakan unit kehidupan struktural dan fungsional
terkecil dari tubuh makhluk hidup. Setiap sel memiliki bagian utama yaitu
1.
Membran sel
Membran sel merupakan bagian terluar
dari sel dan sitoplasma yang berfungsi mengatur pertukaran substansi zat dan
melindungi bagian dalam sel. Padas sel tumbuhan yang terdapat dinding sel yang
berfungsi:
a.
Melindungi bagian sel yang terletak lebih dalam
b.
Memperkokoh sel
c.
Mencegah agar sel tidak pecah
d.
Menjadi tempat berpindahnya air dan mineral
2.
Inti sel
Merupakan salah satu organel
terbesar yang dilindungi oleh membran nucleus yang disebut nucleus dan di
dalamnya terdapat nucleolus. Nukleus berfungsi :
a.
Sebagai pusat pengatur seluruh kegiatan sel
b.
Mengendalikan reproduksi sel
c.
Mengatur sintesis protein
Inti sel atau nucleus terdiri dari
tiga bagian utama, yaitu membrane inti, nucleolus, dan nukleoplasma.
3.
Sitoplasma
Sitoplasma merupakan masa
protoplasma yang terletak di pabgian dalam sel diantara membrane sel dan
nucleus. Sitoplasma terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian luar (ektoplasma) dan
bagian dalam (endoplasma). Sitoplasma dapat berbentuk cair atau gel dan
berperan penting dalam transportasi zat makanan. Sitoplasma terdiri dari
matriks dan inklusio sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel sel
yang memiliki fungsi-fungsi tertentu
Organel
sel adalah bagian atau organ di dalam sel yang memiliki fungsi tertentu.
Organel yang terdapat dalam sel antara lain inti sel, plastida, ribosom,
reticulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, vakuola, mitokondria, kloroplas,
peroksisom, plasmodesma, mikrotubulus,
mikrofilamen, filament intermediet, dan sentrosom.
Dari
praktikum yang telah dilaksanakan dapat diketahui perbedaan sel hewan dan sel
tumbuhan. Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang berfungsi untuk
melindungi bagian dalam sel, sedangkan pada hewan terdapat membran sel, tetapi
tidak memiliki dinding sel. Pada sel hidup terdapat inti sel (nukleus), dalam
setiap sel hidup berlangsung proses metabolisme.
Pada
pengamatan pertama yaitu mengamati sel epitel rongga mulut dengan cara
mengkorek bagian epitel rongga mulut dengan scalpel lalu meletakkan hasil
korekan pada kaca benda dan menetesi dengan metilen biru. Fungsi dari metilen
biru itu sendiri sebagai pewarna untuk mewarnai latar belakang menjadi gelap.
Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik
ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Sehingga saat sel
diamati inti sel terlihat lebih jelas. Pada pengamatan sel epitel rongga mulut
ini menggunakan perbesarab 100 kali dan hasil nya dapat
diketahui bahwa bentuk selnya tidak
beraturan (irregular), tidak terdapat dinding sel, hanya
membran sel, sitoplasm, dan inti sel.
Hal ini
sama dengan yang dikemukakan oleh
Tim Dosen Pembina (2015:3) Sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai perbedaan namun tetap mempunyai
persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari
bagian-bagian selnya. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena sel
tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola, dan kloroplast. Sedangkan sel hewan
mempunyai perbedaan dari sel tumbuhan selain tidak mempunyai dinding sel,
kloroplas, tidak lazim punya vakuola, juga sel hewan mempunyai lisosoma,
sentrosoma yang didalamnya terdapat dua sentriol, serta kemungkinan adanya
flagela pada sel-sel tertentu.
Pada pengamatan selanjutnya, mengamati bentuk dan
struktur sel tumbuhan dengan menggunakan umbi lapis bawang merah, serabut kapuk randu, sayatan membujur epidermis
bawah bayam duri, dan sayatan membujur
epidermis bawah daun rumput.. Pada praktikum sel tumbuhan sayatan yang sudah
diletakkan pada kaca objek ditetesi dengan air. Fungsi dari air itu sendiri
agar bentuk selnya terlihat jelas.
Pada praktikum menggunakan bawang
merah (Allium cepa) menggunakan perbesaran 100 kali dan hasilnya dapat
diketahui bahwa bentuk selnya Elongata, mempunyai dinding sel dan sitoplasma. Tetapi
pada pengamatan kali ini inti selnya tidak terlihat, ini dikarekanan sayatan
pada bawang merah terlalu tebal. Dinding sel bawang merah terlihat sangat rapat.
Sehingga hampir tidak ada ruang antar sel. Hal ini dikarenakan pada sel
tumbuhan terdapat dinding sel yang berfungsi melindungi bagian dalamnya,
sehingga bentuk selnya teratur. Di dalam sitoplasma terdapat protoplasma
sehingga sel bawang merah ini dinyatakan hidup dengan dengan warna merah muda.
Selanjutnya
kita mengamati serabut kapuk randu (Ceiba
petandra) menggunakan perbesaran 100 kali dan hasilnya dapat diketahui
bahwa bentuk selnya Elongata, mempunyai dinding sel yang
berfungsi untuk
melindungi bagian dalam sel, mempertahankan bentuknya, dan mencegah pengambilan air
secara berlebihan, dan juga
terdapat sitoplasma, dan sekat (interspace). Dalam sel kapuk randu terdapat
ruang sel yang berfungsi untuk pertukaran gas, serta terdapat gelembung udara
untuk menyimpan udara. Sel kapuk randu adalah sel mati yang membutuhkan udara
lebih banyak, maka dari itu memiliki ruang antar sel dan gelembung udara di
dalam selnya.
Pengamatan
pada sayatan membujur epidermis bawah daun bayam duri (Amaranthus spinocus) menggunakan perbesaran 400 kali, sayatannya harus benar-benar tipis. Sehingga bentuk dan stuktur selnya
dapat terlihat pada mikroskop.
Benruk sel daun bayam duri ini tidak teratur (irregular).
Bagian-bagiannya
adalah dinding sel, kloroplas,
sitoplasma, stomata, sel penjaga (guard sel). Ruang sel
dan bentuk selnya pipih dan hampir menyerupai bentuk yang tidak beraturan
tetapi tertata rapi. Sedangkan diantara sel-sel pipih tersebut terdapat
stomata, bentuknya menyerupai katub dengan bagian tengah sedikit terbuka, ini
karena fungsi yang lebih spesifiknya sama dengan hidung, yaitu tempat lewatnya
udara yang nanti akan digunakan da lam proses respirasi maupun oksidasi dalam
tubuh tumbuhan. Fungsi epidermias
adalah sebagai pelidung sel-sel di bawahnya.
Pengamatan pada sayatan
membujur epidermis bawah daun rumput (Gramineae)
menggunakan perbesaran 400 kali dan hasilnya dapat diketahui bahwa selnya
berbentuk kubus dan berbentuk panjang, mempunyai dinding sel, sitoplasma, dan
sel penjaga (guard sel). Dinding sel berfungsi untuk melindungi sel
tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan mencegah pengambilan air secara
berlebihan.
VII.
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
· Sel merupakan satuan
struktural terkecil dari suatu organisme hidup;
· Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena sel tumbuhan
mempunyai dinding sel, vakuola, dan kloroplas. Sedangkan sel hewan mempunyai
perbedaan dari sel tumbuhan selain tidak mempunyai dinding sel, kloroplas,
tidak lazim punya vakuola, juga sel hewan mempunyai lisosoma, sentrosoma yang
didalamnya terdapat dua sentriol, serta kemungkinan flagella pada sel-sel
tertentu.
·
Sel hewan
dan tumbuhan mempunyai persamaan dalam hal membran plasma,
mitokondria, retikulum endoplasma, aparat golgi, dan nukleus/inti sel
·
Struktur sel tumbuhan relatif
mempunyai bentuk yang lebih stabil atau tetap karena mempunyai dinding sel.
Struktur sel hewan mempunyai bentuk yang tidak tentu atau relatif tidak tetap
karena mempunyai dinding sel. Selain itu, sel hewan mempunyai fungsi untuk
berpindah tempat agar dapat mendapatkan makanan untuk mempertahankan hidup.
·
Bentuk sel bermacam-macam
Sel tumbuhan antara lain :
-
Bentuk sel elongata : sel umbi
lapis bawang merah
-
Bentuk sel elongata : sel
serabut kapuk randu
-
Bentuk sel tidak beraturan dan
pipih : sel epidermis daun bayam
-
Bentuk kubus panjang : sel epidermis
daun rumput
Sel hewan bentuknya tidak
beraturan (irregular)
7.2 Saran
· Sebelum melakukan
pengamatan sebaiknya alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
· Harus teliti dalam
melakukan penelitian, menggambar, dan menentukan bagian-bagian sel.
· Dalam melakukan
penelitian sel harus berhati-hati dalam menetesi metiles biru
dan air, serta harus berhati-hati
juga dalam menutup dengan kaca penutup agar
tidak ada gelembung udara.
Aqila,Larasati.2013.Macam-Macam Sel.http:??hikmat.web.id.[3
Oktober 10.46]
Campbell,Neil A dkk.2010.Biologi Jilid 1.Jakarta : Erlangga.
Fathoni,
Arthur.2015.Pengertian dan Sejarah
Sel.www.zonasiswa.com.[3 Oktober
2015;13.25]
Kimball,John W.1983.Biologi Jilid 1.Jakarta : Erlangga
Rachmadiarti,Fida.2005.Biologi Umum.Surabaya : UNESA
Subowo.1989.Biologi Sel.Bandung : Elstar offset
Tim Dosen Pembimbing.2015.Petunjuk
Praktikum Biologi Umum.Jember : Universitas
Jember.
0 komentar:
Posting Komentar